Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno. (Dokumentasi UIN)
Sementara, analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan bila pilkada digelar saat ini, nama Anies memang yang paling diingat publik. Di bawah Anies terdapat nama Basuki 'Ahok' Tjhaja Purnama, Ridwan Kamil hingga Airin Rachmi Diany.
"Tapi, apakah Anies akan maju, kan belum tentu. Bagi saya, bila Anies tetap maju ini akan down grade kapasitas politiknya yang sudah naik kelas. Jadi, kalau seandainya saya jadi Anies, siapapun yang menawarkan diri, saya tidak akan mau. Cukup sudah menjadi tokoh sentrum dan menjaga stamina politiknya. Mungkin bikin ormas," ujar Adi kepada media di Jakarta pada Senin (20/5/2024).
Ia menilai karier politik Anies tidak akan redup meski tak lagi disorot publik. Anies bisa tetap disorot publik dengan menjadi pengajar, mengikuti kegiatan sosial hingga membuat ormas.
Tetapi, Direktur Eksekutif Voxpol Centre Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago justru berpendapat berbeda. Ia justru mendorong Anies kembali turun ke gelanggang pilkada agar tetap mendapatkan panggung.
"Kalau dia (tidak punya panggung) di gubernur, atau menteri, lampunya akan redup. Sekedar menjadi pengajar atau dosen gak bisa. Ini kan sebenarnya pilihan politik. Apa salahnya jadi menteri, tapi kalau kena reshuffle ya lewat. Gak bisa lagi balik jabatan. Sementara, menjadi gubernur, (bisa menjabat) lima tahun," ujar Pangi pada hari ini.
Sebagai gubernur, kata dia, Anies memiliki akses kepada anggaran, kebijakan dan bersentuhan dengan rakyat. Itu merupakan salah satu cara untuk menjaga tingkat elektabilitasnya.
"Artinya, Anies itu tetap perlu panggung. Kalau enggak, dia lewat. Kalau soal (pilkada) 2029 maju, itu lain soal. Tapi, bisa juga kalau gak dapat dukungan (parpol) ya gak jadi maju Anies. Redup karier politiknya," tutur dia lagi.