Rabu kemarin, (1/2) Presiden Keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar konferensi pers di Wisma Proklamasi, Jakarta. Kegiatan tersebut adalah bentuk tanggapan dari SBY terhadap pernyataan kuasa hukum Ahok, Humphrey Djemat, yang mengaku memiliki bukti percakapan telepon antara SBY dan Ketua MUI Ma'ruf Amin 6 Oktober 2016.
SBY menyebut kalau bukti yang disebut Humphrey didapat dari penyadapan secara ilegal. Menurutnya, tindakan tersebut adalah political spying atau bermotif politik. Bahkan, SBY pun meminta salinan transkrip pembicaraan tersebut diberikan padanya agar tidak ada manipulasi.
Alhasil, SBY sendiri mengaku ingin bertemu Jokowi, karena menurutnya tidak ada lagi keadilan dari institusi negara. Dikutip dari Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sendiri enggan banyak berkomentar.