Jakarta, IDN Times - Nama politikus Gerindra, Sandiaga Uno, tiba-tiba disebut masuk ke dalam radar capres Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal itu disampaikan oleh politikus PKS, Mardani Ali Sera, pada Kamis 22 September 2022 lalu, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Menurut Mardani, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang tak hanya memiliki kemampuan teknokrasi, tetapi ia harus mampu membawa negara ini keluar dari jebakan negara dengan penghasilan menengah.
"Sandi merupakan salah satu figur yang punya kapasitas dan sudah membuktikan (kemampuan itu). Tapi, mostly (sosok capres PKS) akan banyak dari kepala daerah," ungkap Mardani, Kamis kemarin.
Bahkan, nama Sandi juga muncul di urutan ke-2 hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang diselenggarakan oleh relawan Jokowi. Hal itu membuat elite di Partai Gerindra geram. Sebab, hasil rapimnas pada Agustus 2022 lalu menetapkan capres Gerindra pada Pemilu 2024 adalah Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, bereaksi keras terhadap manuver Sandi. Ia tegas meminta agar Sandi keluar dari Partai Gerindra bila tak ingin mematuhi hasil rapimnas di Sentul, Bogor, Agustus lalu.
"Keputusan Partai Gerindra sudah final (mencalonkan Prabowo jadi capres), karena organ tertinggi di partai itu kan rapimnas. Hasil rapimnas hanya mengusung Prabowo Subianto. Dan para kader yang tidak patuh terhadap hasil rapimnas model kayak Sandiaga Uno, monggo keluar dari Partai Gerindra. Jangan jadi benalu!" ujar Arief kepada media pada Kamis kemarin di Jakarta.
"Dia jangan jadi pengkhianat partai! Karena dari jejak digitalnya, Sandiaga terekam melakukan lawatan politik ke parpol-parpol," kata dia lagi.
Apakah Sandi sudah menyampaikan ke internal Partai Gerindra bahwa ia juga bakal maju sebagai capres dalam Pemilu 2024?