Jakarta, IDN Times - Belakangan ini, keberadaan pupuk palsu yang berimbas pada tingginya harga pupuk membuat sejumlah petani merugi. Alih-alih ingin mendapat harga murah, hal tersebut malah jadi merugikan mereka karena tanaman yang ada justru menjadi rusak.
Keberadaan pupuk palsu yang terjadi ternyata dari berbagai macam unsur tak karuan, salah satunya lempung dan genteng. Padahal, dalam proses pembuatan pupuk asli, terdapat berbagai komponen yang sudah melalui berbagai penelitian untuk nantinya disesuaikan dengan kebutuhan jenis tanaman yang akan ditanam.
Vice President Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim, Jefri Limeisa Putra, menjelaskan bahwa perbedaan pupuk asli dan palsu memang sekilas tidak jauh berbeda jika dilihat dari kemasan luar. Jika diperhatikan lebih lanjut, ada perbedaan yang cukup signifikan.
“Contohnya saja ada permainan tulisan pada kandungan pupuk. Misalnya, pupuk SP 36 yang dipalsukan dengan keberadaan titik yang sangat kecil menjadi SP 3.6. Hal ini tentu membuat kandungan pupuk jadi tak karuan, bisa mengambil dari pecahan genteng maupun lempung. Cara tepat yang harus dilakukan sebenarnya perlu diadakan uji lab. Namun, karena sulitnya akses tersebut bagi petani dan masyarakat luas, salah satu cara cepat yang bisa dilakukan adalah dengan melihat bentuk kemasan dan juga komponen desain pada kemasan,” urainya.