Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 7 November 2021. (dok. Humas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 7 November 2021. (dok. Humas Polri)

Jakarta, IDN Times - Komisi III DPR akan mengundang Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo untuk membahas kelanjutan penanganan kasus Irjen (Pol) Ferdy Sambo pada Rabu, (24/8/2022). 

Wakil Ketua Komisi III, Ahmad Sahroni, mengatakan agenda pembahasan antara lain perlunya dilakukan revolusi mental di tubuh kepolisian. Sebab, karena perkara Ferdy Sambo, sebanyak 83 personel Polri diperiksa. Itu setara dengan kekuatan satu kompi.

"Lebih baik terlambat (lakukan revolusi mental) daripada tidak sama sekali. Kan tetap ada perubahan. Nah, bagaimana Kapolri melakukan pembenahan di dalam institusinya, bakal kami tanyakan pada Rabu nanti," kata politikus dari Partai Nasional Demokrat itu usai memimpin rapat komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, (22/8/2022).

Sahroni pun menepis pandangan yang menyebutkan banyaknya personel Polri yang terlibat dalam upaya menutupi penyebab kematian Brigadir J sebagai kultur. Itu sebabnya ke depan, ini bakal jadi pekerjaan rumah terbesar Sigit selaku Kapolri.

"Saya yakin Kapolri mampu melakukan pembenahan ini secara total," ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa komisi III menganggap bahwa kehadiran Kompolnas tetap dibutuhkan untuk mengawasi kepolisian dari luar.

"Karena kan dia mencari data dan fakta di lapangan, lalu menyampaikan itu kepada timsus. Akhirnya penemuan fakta di lapangan yang sebenarnya terbukti," kata dia lagi.

Sebelumnya, anggota komisi III dari fraksi Partai Demokrat, Benny K. Harman, mengusulkan agar selama proses penyidikan Sambo, Jenderal Sigit dinonaktifkan. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar penyidikan kasus tetap obyektif.

"Mestinya Kapolri diberhentikan sementara," ujar Benny di rapat yang sama.

Editorial Team