Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 kembali mencoba masuk ke Laut Natuna Utara. (Dokumentasi Bakamla)
Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 kembali mencoba masuk ke Laut Natuna Utara. (Dokumentasi Bakamla)

Intinya sih...

  • Bakamla RI kembali mencegat Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 yang memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara.
  • Kapal CCG China menganggap Laut Natuna Utara sebagai area pemancingan tradisional Negeri Tirai Bambu, namun Bakamla menolak pernyataan itu.
  •  
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI kembali mencegat Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 yang memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara pada Kamis (24/10/2024). Kapal serupa masuk ke wilayah perairan Indonesia, Senin (21/10/2024). Ketika itu, kapal penjaga perbatasan pantai China mengganggu survei yang tengah dilakukan oleh Kapal MV Geo Coral. 

Direktur Operasi Laut Bakamla, Budi Santoso, mengirimkan kapal KN Pulau Dana-323 untuk melaksanakan intercept. KN Pulau Dana-323 mulai melakukan kontak komunikasi ke kapal penjaga perbatasan China 5402, tetapi tidak direspons. 

Kapal CCG China malah terlihat mendekati MV Geo Coral yang sedang melakukan survei. MV Geo Coral bekerja untuk proyek dari PT Pertamina East Natuna. 

"KN Pulau Dana-323 menghalau CCG 5402 agar segera keluar dari landas kontinen Indonesia agar tidak mengganggu kegiatan survei MV Geo Coral," ujar Humas Bakamla, Yuhanes Antara di dalam keterangan tertulis. 

Alhasil, KN Pulau Dana-323 melakukan shadowing bekerja sama dengan KRI SSA-378 milik TNI Angkatan Laut (AL). 

1. China sempat minta Bakamla yang pergi karena klaim itu masuk wilayahnya

Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 kembali mencoba masuk ke Laut Natuna Utara. (Dokumentasi Bakamla)

Dari video yang dikirimkan oleh Bakamla, terdengar jelas alasan kapal penjaga perbatasan pantai China menganggap keberadaan mereka tak melawan aturan. Sebab, Laut Natuna Utara dianggap sebagai area pemancingan tradisional Negeri Tirai Bambu. 

"Penjaga perbatasan pantai Indonesia (dengan kapal) 323, ini kapal CCG-5402, teritori ini merupakan wilayah tradisional pemancingan China. Otoritas Anda di wilayah ini tidak berlaku dan dikenal," kata penjaga perbatasan China melalui komunikasi radio. 

Namun, Bakamla menolak pernyataan itu. Mereka meminta agar kapal penjaga perbatasan China segera meninggalkan wilayah ZEE Indonesia. 

"Kapal CCG 5402, tidak benar. Otoritas kami berlaku di area ini, sebab area ini merupakan ZEE Indonesia. Posisi kapal Anda tidak diizinkan di sini. Kami meminta Anda untuk segera pergi," ujar Juru Radio Kom I, Sertu Bakamla Ericson Nover Boy. 

2. Bakamla akan tingkatkan patroli dan pemantauan intensif di Natuna Utara

Badan Keamanan Laut mengusir kapal China Coast Guard (CCG) 5402 di Laut Natuna Utara. (Dokumentasi Bakamla)

Melihat situasi itu, Bakamla bakal melakukan patroli dan pemantauan intensif di wilayah perairan Natuna Utara untuk memastikan kegiatan survei seismik bisa berjalan tanpa ada gangguan.

Selain itu, patroli intensif juga merupakan bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia.

 "Operasi ini juga mencerminkan komitmen Bakamla RI dalam menjaga ketertiban dan keamanan maritim di perairan strategis Indonesia," kata Yuhanes. 

3. Pemerintah terus tambah kekuatan di Laut Natuna Utara

Kapal Bakamla dan kapal milik TNI AL shadowing kapal penjaga perbatasan laut milik China (CCG 5402). (Dokumentasi Bakamla)

Pemerintah terus meningkatkan kekuatan militer untuk menjaga Laut Natuna Utara di Kepulauan Riau dan mengantisipasi kemungkinan terburuk di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Donny Ermawan Taufanto ketika masih menjabat sebagai Plt Sekjen Kementerian Pertahanan pernah mengatakan, peningkatan kekuatan militer itu sejalan dengan Kebijakan Umum Pertahanan Negara Periode 2020–2024 dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2021.

“Di dalam kebijakan pembangunan wilayah pertahanan, tertuang tentang sinkronisasi gelar kekuatan TNI di seluruh NKRI," ujar Donny pada Juli 2024 lalu di sebuah seminar. 

Menurutnya, hal tersebut difokuskan pada pembangunan wilayah pertahanan di laut dengan meningkatkan kemampuan kapal perang TNI AL, penempatan rudal di selat-selat strategis sesuai ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia), memperkuat Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan) I, II, III, Koopsus (Komando Operasi Khusus) TNI dan SSAT (Sistem Senjata Armada Terpadu) di Natuna, Saumlaki, Merauke, dan Biak, termasuk juga dilengkapi dengan kekuatan sensor terintegrasi.

Editorial Team