Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi makan bergizi gratis di sekolah. (IDN Times/Inin Nastain)
Ilustrasi makan bergizi gratis di sekolah. (IDN Times/Inin Nastain)

Intinya sih...

  • Kasus keracunan dalam MBG sudah tak dapat ditoleransi lagi. Pemerintah harus berhenti sejenak dalam menjalankan program ini.

  • Terjadi sejumlah kasus keracunan akibat MBG, termasuk ratusan siswa di Bandar Lampung, puluhan siswa di Ogan Komering Ilir, serta kasus di Jawa Barat dan Hawa Timur.

  • Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, meminta maaf terkait banyak kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang bukan sesuatu

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebab, kasus keracunan yang dialami anak karena MBG semakin banyak terjadi.

"KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang terus meningkat, kejadiannya bukan menurun ya. Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak," ujar Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).

"Artinya, pemerintah perlu evaluasi menyeluruh program MBG. KPAI usul hentikan sementara, sampai benar-benar instrumen panduan dan pengawasan yang sudah di buat BGN benar-benar di laksanakan dengan baik," lanjutnya.

1. Anak keracunan MBG tak dapat ditoleransi

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra (Dok/Istimewa)

Kasus keracunan dalam MBG sudah tak dapat ditoleransi. Oleh karena itu, pemerintah harus berhenti sejenak dalam menjalankan program ini.

"Ibarat mobil, punya target ingin cepat sampai. Tapi, pandangan kita ke kaca depan mobil, tidak bisa mengawasi apa yang ada di depan, karena kecepatan yang terlalu tinggi," ujarnya.

"Sehingga, penting pencapaian penjangkauan program MBG segera ngerem sejenak, lihat lagi kondisi, antisipasi, pengawasan. Kalau program ini ingin ngebut sampai akhir tahun dalam memenuhi target," lanjutnya.

2. Sejumlah kasus keracunan akibat MBG terjadi

Ilustrasi makan bergizi gratis. (IDN Times/Riyanto)

Terdapat sejumlah kasus keracunan akibat MBG khususnya dalam sebulan terakhir. Mulai dari ratusan siswa di Bandar Lampung, puluhan siswa di Ogan Komering Ilir, serta sejumlah kasus di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSSPG) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo, bahkan menilai peristiwa ini sebagai kegagalan sistemik.

"Kasus ini memperlihatkan adanya kegagalan dalam proses penyiapan, pengolahan, maupun distribusi makanan," ujar Sri Raharjo, Jumat (19/9/2025).

3. Istana minta maaf

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, meminta maaf terkait banyak kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG). Menurutnya, hal tersebut bukan sesuatu yang diharapkan.

"Pertama-tama, tentunya kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah yang tentu saja itu bukan sesuatu diharapkan dan bukan kesengajaan," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Editorial Team