Ilustrasi pasien penderita demam berdarah (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Sebelumnya, ahli onkologi radiasi dari RSCM, Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, pengobatan di luar negeri dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya adalah anggapan pengobatan di Indonesia kurang maksimal, ada daya tarik tersendiri, faktor gengsi, hingga faktor 'sambil jalan-jalan'. Selain itu, banyak agen promosi berobat di luar negeri yang masuk ke Indonesia. Mereka juga punya dana promosi besar untuk menarik pasien Indonesia.
"Terlalu banyak bisikan-bisikan 'Oh pengobatan di sana bagus, coba pakai kulit ini, obat itu', dan lain-lain. Sebagai onkolog radiasi, saya tahu kalau pengobatan sinar itu minimal 6 minggu. Mereka harus selama itu tinggal di sana. Saya sering dapat banyak pasien yang didiagnosa kanker langsung kaget, langsung ke luar negeri, tapi pada akhirnya dia berobat balik ke Indonesia," ungkapnya.