Berbeda dengan Ganjar-Gus Yasin, pasangan Sudirman Said dan Ida Faizah memilih berbatik. Berkopiah hitam, Sudirman memilih memakai motif batik parang. Ada filosofi di balik motif ini. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo) dan dulunya hanya bisa dipakai oleh raja, penguasa, dan ksatria.
Sebagai salah satu motif batik dasar yang paling tua batik Parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.
Pilihan keduanya memakai batik sesuai dengan pandangan mereka bahwa Jawa tengah sangat kaya akan budaya. "Kita ingin menjadikan budaya Jawa Tengah ke level dunia, itu modalnya ada luar biasa di Jawa Tengah ini," kata Ida.