Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akhirnya buka suara mengenai sikap tertutupnya, ketika terpapar COVID-19 pada 2020.
Pekan ini, Airlangga memang menjadi sorotan usai donor plasma konvalesen bagi pasien COVID-19. Sebab, dengan begitu, ia seolah memberikan konfirmasi mengenai rumor pernah terpapar virus corona.
IDN Times yang menanyakan langsung kepada Ketua Umum Partai Golkar itu tetap tak mendapatkan jawaban tegas, mengapa ia memilih bungkam saat tertular COVID-19. Padahal, sejak awal para pejabat publik sudah didorong agar bersikap terbuka bila terpapar dan menghapus stigma terinfeksi virus corona merupakan aib.
"(Saya) isolasi mandiri, work from home dan (kontak) terdekat ya (dengan) istri," ujar Airlangga melalui pesan pendek, Selasa, 19 Januari 2021.
Airlangga mengatakan mobilitasnya sudah ia batasi dengan bekerja dari rumah. Bila perlu bekerja ke kantor pun juga dilakukan dalam frekuensi terbatas. "Semua melakukan (tes swab) PCR weekly dan tes swab antigen daily," tuturnya.
Ia memilih tetap bekerja dari rumah meski sempat terpapar COVID-19.
Namun, informasi lainnya juga disampaikan kolega Airlangga, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Ketika dikontak pada Senin, 18 Januari 2021, ia menyebut gejala COVID-19 yang dialami Airlangga tergolong berat.
"Betul (Airlangga pernah terpapar COVID-19) dan termasuk (gejala) berat. Beliau sembuh juga berkat terapi plasma," ungkap Muhadjir melalui pesan pendek kepada IDN Times.
Sumber IDN Times lainnya di Partai Golkar juga menyebut, Airlangga sempat dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta sekitar sembilan hari. Apa komentar epidemiolog mengenai sikap tertutup Airlangga?