Rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW di sudut Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. (IDN Times/Uni Lubis)
Menurut Abd. Rahman L dalam karya ilmiahnya berjudul Hakikat Wahyu Menurut Perspektif Para Ulama di laman ejournal.uinib.ac.id, menyebut Jibril menyampaikan wahyu dalam bentuk al-Qur'an kepada Nabi Muhammad dengan beberapa cara.
Mengutip Manna’ al-Qathan (2004: 43-44), ada dua cara penyampaian wahyu oleh malaikat Jibril kepada Rasul-Nya. Pertama, datang dengan suatu suara seperti suara lonceng, yaitu suara yang amat kuat yang dapat memengaruhi kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu.
Cara ini adalah yang paling berat bagi Rasul. Apabila wahyu yang turun kepada Rasulullah dengan cara ini, biasanya beliau mengumpulkan segala kekuatan dan kesadarannya untuk
menerima, menghafal dan memahaminya.
Cara kedua, malaikat Jibril menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki. Cara seperti ini lebih ringan daripada cara sebelumnya, karena adanya kesesuaian antara pembicara dengan pendengar. Beliau mendengarkan apa yang disampaikan pembawa wahyu
itu dengan senang, dan merasa tenang seperti seseorang yang sedang berhadapan dengan saudaranya sendiri.