ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Meski sudah terlihat ketidakselarasan kecepatan antara pilot dan kopilot, pesawat tetap terbang. Saat dipaksakan melakukan penerbangan, pesawat sempat mengalami ketidakstabilan ketinggian. Pesawat sempat naik, lalu turun lagi. Kemudian naik lagi hingga mencapai ketinggian 5000 kaki di atas permukaan laut.
"Pada saat di ketinggian 5000 kaki, di sini tercatat yang berwarna ungu ini adalah automatic trim down atau yang disebut banyak media sebagai M.C.A.S. atau Maneuver Characteristics Augmentation System adalah alat untuk menurunkan hidung pesawat karena pesawatnya akan stall," kata Nurcahyo.
Melihat dari data tersebut, Nurcahyo menduga penyebab angle of attack berasal dari tempat pilot. Dari data pilot menunjukkan 20 derajat lebih tinggi, sehingga memicu stick shaker atau tongkat dari pesawat untuk memperingatkan pilot dari sebuah stall dekat. Dari situ, lalu terindikasi lah ke pilot bahwa pesawat mengalami stall.
"Kemudian automatic system atau MCAS menggerakkan pesawat untuk turun. Pergerakan ini dilawan oleh pilotnya dengan parameter yang paling atas, warna biru, jadi setelah trim down dilawan, pilotnya trim up terus sampai dengan akhir penerbangan," ungkapnya.