Jakarta, IDN Times - Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kaharudin menegaskan tindak pengeroyokan yang dialami oleh dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, tak terkait dengan mahasiswa. Ia juga menyebut tidak ada komunikasi apa pun dengan Ade yang kemudian muncul dan ikut berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa 11 April 2022 di depan gedung DPR.
"Kami juga ingin mengklarifikasi bahwa tindak kekerasan yang dialami oleh Ade Armando tak ada hubungannya dengan BEM SI atau mahasiswa karena ketika itu mahasiswa sudah mulai membubarkan diri," ungkap Kaharudin kepada IDN Times yang menghubungi melalui telepon pada Senin malam, (11/4/2022).
Justru ketika mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM SI pelan-pelan membubarkan diri, massa yang semula berunjuk rasa di depan Istana ikut bergabung. Namun, Kahar berusaha tegas dan menepati janji. Ketika ia sudah menyampaikan aspirasi dan kajian kepada pihak pimpinan DPR, maka massa ditarik mundur.
"Karena kami memprediksi bila massa tak ditarik, maka berpotensi menimbulkan chaos," tutur dia.
Kahar pun turut menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dialami oleh Ade di dalam aksi 11 April 2022. Sebab, fokus publik teralihkan ke peristiwa keji itu. Padahal, ia ingin agar publik sama-sama mengawal janji anggota parlemen yang tidak akan mengamandemen UUD 1945 dan mencari solusi kenaikan sejumlah komoditas termasuk minyak goreng.
Lalu, apa tanggapan BEM SI saat tujuan dari aksi mereka tertutupi dengan peristiwa pemukulan yang dialami oleh Ade Armando?