Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok.IDN Times/Istimewa
Dok.IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Tiga bencana alam sekaligus menghantam wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yakni banjir, tanah longsor, dan naiknya air laut. 

"Pemerintah menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas kejadian bencana di Kabupaten Manggarai Barat," tutur Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita usai meninjau penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Bandung, Sabtu. 

Musibah yang dialami warga Kabupaten Manggarai Barat terjadi pada 6 Maret 2019 di mana hujan berlangsung terus-menerus sampai pagi hari menyebabkan terjadinya banjir di 12 kecamatan. 

1. Perlindungan warga terdampak bencana menjadi prioritas utama

Dok.IDN Times/Istimewa

Banjir mengakibatkan terjadinya tanah longsor di beberapa titik yang lain. Longsor juga memutus transportasi lintas Flores yang menghubungkan Labuhan Bajo dengan kabupaten yang lain di Pulau Flores. 

"Sesaat setelah kejadian kami turunkan tim dari Kementerian Sosial sebanyak empat orang dari unsur Tagana, Layanan Dukungan Psikososial (LDP), Logistik, dan Shelter. Tim ini berkoordinasi dengan Tagana Manggarai Barat, Tagana Provinsi Nusa Tenggara Timur, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Sakti Peksos, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Tim Kampung Siaga Bencana (KSB)," terangnya. 

Perlindungan terhadap warga terdampak bencana menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, berbagai langkah ditempuh Kemensos agar seluruh kebutuhan dasar warga terdampak bencana terpenuhi.

"Tim juga melakukan penjangkauan daerah yang terisolir dan terputus dari jangkauan transportasi roda empat dengan memastikan ketersediaan kebutuhan dasar para korban bencana. Tim juga melakukan knowledge transfer semacam kursus singkat berisi penyampaian materi-materi tentang pelaksanaan LDP diikuti oleh tim LDP dari unsur Tagana, pendamping PKH, dan unsur NGO Labuanbajo," katanya. 

2. Ini daerah yang kondisinya parah

Dok.IDN Times/Istimewa

Sebanyak 12 kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Komodo, Kecamatan Mbeliling, Kecamatan Pacar, Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Kuwus, Kecamatan Lembor, Kecamatan Lembor Selatan, Kecamatan Welak, Kecamatan Ndoso, Kecamatan Macang Pacar, Kecamatan  Boleng, dan Kecamatan Kuwus Barat. 

Daerah paling parah adalah Kecamatan Komodo dan Kecamatan Pacar terdiri dari enam desa, yaitu Desa Macang Tanggar, Desa Nggorang, Desa Watu Nggelek, Desa Gorontalo, Desa Pantar, Desa Golo Bilas, dan Desa Compang Longgo. 

3. Bencana ini juga menimbulkan beberapa korban jiwa

Dok. IDN Times/Istimewa

Bencana ini mengakibatkan 10 orang meninggal, terdiri dari 8 orang meninggal disebabkan tanah longsor dari kecamatan Mbeliling dan 2 orang meninggal terbawa arus banjir dari Kecamatan Pacar.

Warga terdampak banjir sebanyak 977 KK/2.234 jiwa, dari jumlah tersebut 488 jiwa mengungsi di Kantor Bupati Mabar. Warga terdampak longsor 90 KK/593 jiwa mengungsi di Kampung Melo dan Ceko Nobo. Total warga terdampak 1.067 KK/2.827 jiwa dan total pengungsi 1.081 jiwa. 

Banjir dan tanah longsor juga menyebabkan rumah rusak 12 unit, rumah hanyut 7 unit, rumah tertimbun longsor 2 unit, jembatan rusak 4 unit, jalan putus 2 titik, dan timbunan longsor di 11 titik, sementara jaringan listrik di Kecamatan Mbeliling terputus.

4. Dalam masa tanggap darurat ini, didirikan dapur umum dan posko pengungsian

Ilustrasi dapur umum.(IDN Times/Galih Persiana)

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Harry Hikmat yang turut dalam kunjungan Menteri Sosial di Bandung, dengan didampingi Karo Humas Sonny W Manalu menambahkan, pada awal penanganan bencana tim mengalami beberapa tantangan di lapangan, di antaranya terputusnya akses transportasi Trans Flores yang menghubungkan Labuanbajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Hal ini menyebabkan tim logistik harus berjibaku di medan yang berat agar logistik bantuan bisa segera sampai ke masyarakat. 

Dirjen menjelaskan status tanggap darurat ditetapkan mulai tanggal 8-22 Maret 2019 berdasarkan keputusan Bupati Manggarai Barat No.61/kep/HK/2019 tentang penetapan status keadaan darurat bencana banjir, longsor, dan naiknya permukaan air laut Kabupaten Manggarai Barat.

Dalam masa tanggap darurat ini, lanjutnya, tim telah melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder) kebencanaan, mendorong berdirinya dapur umum dan posko pengungsian, melakukan asesmen korban bencana, dan memberikan LDP.

"Setiap hari dapur umum memasak nasi sebanyak 750 porsi untuk pengungsi yang berada di pos pengungsian Aula Kabupaten Manggarai Barat dan pekerja yang berada di lapangan seperti tim PLN yang memperbaiki jaringan listrik, tim PUPR yang membuka akses jalan, dan TIM BPBD," terang Dirjen. 

Editorial Team