Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Maluku memrogramkan pembangunan rumah singgah bagi komunitas adat terpencil (KAT) Suku Mausu Ane.
"Pembangunan rumah singgah bagi suku Mausu Ane yang terdampak kekurangan pangan merupakan salah satu prioritas untuk ditangani segera. Program ini sudah diusulkan kepada Kemensos untuk direalisasikan," kata Sekretaris Dinsos Maluku Frangky Taniwel seperti dikutip Antara.
Menurut Frangky, rencana tersebut sudah dibicarakan dan disusun bersama Tim Kemensos yang turun untuk meninjau kondisi warga Suku Mausu Ane, Negeri Maneo Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi saat diberitakan terdampak kekurangan bahan pangan pada 27 Juli 2018.
Tim sebanyak tujuh orang terdiri dari beberapa unit kerja yakni Komunitas Adat Terpencil (KAT), Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Pusat Penyuluhan Sosial tersebut juga telah melihat kondisi terkini warga suku terasing tersebut, serta bersama-sama menyusul rencana penanganan baik darurat, jangka pendek dan jangka panjang.
"Jadi pembangunan rumah singgah ini sebagai tempat alternatif yang mudah diakses oleh semua kepentingan, mengingat lokasi pemukiman mereka sangat jauh di dalam pedalaman hutan Pulau Seram dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama dua hari satu malam," kata Frangky.
Desa Morokay merupakan yang terdekat dengan lokasi pemukiman Suku Mausu Ane. Di sana telah didirikan Posko Terpadu sebagai pusat koordinasi lintas sektor sekaligus titik menurunkan berbagai bantuan untuk disalurkan kepada warga suku terasing tersebut. Pada lokasi tersebut juga telah dibangun 10 tenda oleh tim terpadu sebagai tempat penampungan sementara 48 Kepala Keluarga (KK) atau 184 jiwa warga suku terasing tersebut.