Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Diskusi 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender: Menciptakan Ruang Aman untuk Dukung Pekerja dan Pemberi Kerja, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (25/11/2022). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Data Survei Never Okay Project (NOP) dan International Labour Organization (ILO) menunjukkan, 852 dari 1.173 responden atau sebanyak 70,93 persen responden pernah alami salah satu bentuk kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Program Director Jakarta Feminist, Anindya Restuviani memaparkan, setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan tempat kerja guna pastikan memastikan ruang kerja yang aman dari kekerasan seksual. Salah satunya adalah pentingnya pembuatan SOP.

“Pertama dengan membuat dan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) Anti Kekerasan Seksual. Kedua dengan memberikan pengetahuan terhadap pemberi kerja maupun pekerja terkait kekerasan seksual serta cara mencegah dan menangani kekerasan seksual di tempat kerja. Kita semua harus berperan untuk menghapus segala bentuk kekerasan, termasuk di tempat kerja,” ujarnya dalam agenda Diskusi 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender: Menciptakan Ruang Aman untuk Dukung Pekerja dan Pemberi Kerja, di Jakarta Selatan, Jumat (25/11/2022).

1. Korban tidak mau mengadukan kasusnya karena takut

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun bentuk pelecehan dan kekerasan yang paling umum terjadi yaitu dari sisi psikologis yang mencapai 77,4 persen. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa 75 persen orang yang mengalami pelecehan di tempat kerja tidak menyampaikan pelecehan yang mereka alami.

Ada rasa khawatir akan keamanan kerja dan sumber pendapatan bagi korban kekerasan seksual di tempat kerja sehingga mereka memilih diam. Hal itu dianggap sangat mempengaruhi produktivitas hingga psikis pekerja, bahkan menimbulkan kerugian ekonomi bagi perusahaan atau pelaku usaha. 

2. Upaya kolektif diperlukan agar sebuah isu menjadi prioritas

Editorial Team

Tonton lebih seru di