Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi pers tim hukum DPP PDI Perjuangan terkait gugatan Gibran jadi cawapres tidak diterima PTUN Jakarta (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Konferensi pers tim hukum DPP PDI Perjuangan terkait gugatan Gibran jadi cawapres tidak diterima PTUN Jakarta (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan memecat kadernya, Effendi Simbolon, dari partai, karena dinilai berseberangan dengan cita-cita, gagasan, nilai, dan prinsip PDIP.

Juru Bicara PDI Perjuangan Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, kader PDI Perjuangan semestinya menjalin komunikasi politik sejalan dengan prinsip yang dipegang partai. Namun, Effendi Simbolon tidak melakukan hal tersebut.

"Maka dalam case (kasus) Pak Effendi Simbolon ini tidak pernah sekalipun partai tidak tegas dalam mengambil sikap apabila berkaitan dengan prinsip-prinsip value itu," kata Seno di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu (1/12/2024), seperti dikutip dari ANTARA.

1. Effendi Simbolon bertemu Jokowi saat masa Pilkada 2024

Politisi PDIP, Effendi Simbolon (Dok.Istimewa)

Seno mengungkapkan, Effendi Simbolon telah melakukan pertemuan dengan Presiden ketujuh RI Joko "Jokowi" Widodo saat masa Pilkada 2024. Padahal, Jokowi diketahui mendukung pasangan calon kepala daerah yang berbeda usungan dengan PDI Perjuangan, terutama di DKI Jakarta.

"Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Ini beda persoalan kalau dengan yang lain-lain, dengan tokoh politik yang lain, tetapi ini bertemu dengan Pak Jokowi, sebelum mengambil suatu langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai," kata Seno.

2. Pemecatan kader melalui proses demokrasi di internal partai

Juru bicara Pramono-Rano, Chico Hakim (Youtube.com/IDN Times)

Sementara itu, Juru Bicara PDI Perjuangan Chico Hakim mengatakan, partai berlambang banteng moncong putih itu termasuk salah satu partai paling disiplin di Indonesia. Oleh karena itu, kader mesti tegak lurus dengan prinsip partai.

Kendati demikian, Chico memastikan bahwa pemecatan kader yang berseberangan prinsip, terlebih dahulu melalui proses demokrasi di internal partai.

"Ada juga banyak kader kami kalau melakukan pelanggaran masih menempuh mediasi. Akan tetapi, rasa-rasanya Bung Effendi Simbolon itu bukan baru sekali juga. Ada semacam pembangkangan dari apa yang sudah menjadi keputusan partai dan gongnya adalah pada Pilkada Jakarta," ujar dia.

3. PDIP resmi pecat Effendi Simbolon

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat mengkampanyekan Paslon Risma-Gus Hans dan Paslon Eri-Armuji di Surabaya. (Dok. Istimewa).

Sebelumnya, PDI Perjuangan resmi memecat Effendi Simbolon karena memberikan dukungan kepada calon kepala daerah yang tidak didukung partainya, yakni pasangan Ridwan Kamil-Suswono.

"Benar, yang bersangkutan sudah dipecat dari anggota partai karena pelanggaran kode etik, disiplin partai, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PDI Perjuangan," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Nomor 1648/KPTS/DPP/XI/2024 yang diterima ANTARA, Effendi dipecat karena tidak mengindahkan instruksi DPP PDI Perjuangan terkait dengan rekomendasi pasangan calon pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024 dari PDI Perjuangan.

Editorial Team