Makam KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen di komplek pemakaman Ma'la, Makkah, Sabtu (22/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Berbagai peraturan ketat itu nyatanya tak membuat peziarah asal Indonesia kapok untuk datang. Selain ke makam Khadijah, titik yang mereka tuju tentu saja adalah makam Mbah Moen. Makamnya terletak di komplek nomor 70, di baris 151, tepatnya di urutan keempat. Peziarah terlihat silih berganti mendoakan Mbah Moen.
Sayangnya, peziarah memang hanya bisa mendoakan dari jalan depan komplek. Petugas makam melarang peziarah masuk dan menginjak tanah makam. Tak jarang, ada beberapa peziarah yang tetap mekat mendekati nekat Mbah Moen. Mereka pun harus kucing-kucingan dengan petugas makam.
Satu lagi, jangan lama-lama di depan makam jika tak mau diusir penjaga. "Haram berdoa di sini, berdoa di Ka'bah saja," kata penjaga meminta peziarah agar tak berlama-lama.
Salah seorang peziarah asal Karawang, Hamzah Fansuri (45) mengaku sengaja datang ke sini untuk berziarah ke makam Siti Khadijah, Mbah Moen, Syekh Nawawi, dan beberapa sahabat nabi. Selain mendoakan, menurut Hamzah, fungsi dari ziarah adalah mengingat mati.
Dengan berziarah, ia juga mengaku bisa mengingat kembali jasa dan kisah para alim, seperti Mbah Moen. "Mbah Moen ini luar biasa, meskipun saya tak pernah bertemu, tapi pesan-pesannya hingga saat ini tetap diingat oleh kaum muslimin," ujarnya. Hamzah pun mengaku bisa bersyukur bisa berziarah ke salah satu makam tempat para orang saleh disemayamkan ini.