Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Twitter.com
Twitter.com

Jakarta, IDN Times - Dalam dua hari terakhir ini dunia media sosial dihebohkan oleh camilan khas Indonesia, klepon yang dinilai tidak islami. Kehebohan ini berawal dari viralnya sebuah foto klepon dengan tulisan, "Kue klepon tidak islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami". 

Pakar media sosial dari Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi mencermati dan membedah fakta viralnya klepon tidak islami ini. Nah berikut ini 5 fakta yang perlu kamu tahu:

1. Foto asal klepon merupakan hasil curian

imgflip.com

Istri dari animator ternama Indonesia Wahyu "Pinot" Ichwandardi, Dita Wistari Yolashasanti pada Selasa 21 Juli 2020 membagikan informasi di akun Twitternya @ditut soal klepon tersebut. Foto itu adalah miliknya yang diambil pada 2008 lalu ketika ia masih aktif menjadi fotografer dan food blogger. Dita menceritakan ini bukan kali pertama fotonya digunakan tanpa seizin dirinya.

"Bangun tidur kucek-kucek mata apaan nih. Liat FB, temen2 food blogger lama banyak yang ngetag. Apal mereka sama foto2 makananku. Msh gak ngerti ada apaan kenapa rame2 klepon krn bnyk post linknya udah di delete. Ternyata oh ternyata tak Islami. Dulu ada foto yg rajin digondol maling. Dari restoran, artikel, kemasan produk. Ntah kenapa foto itu lagi itu lagi," tulisnya.

2. Berawal dari postingan di Facebook pada hari Minggu

Analisis Pakar media sosial dari Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi soal klepon tidak islami (Twitter.com/ismailfahmi)

Berdasarkan analisa Ismail Fahmi, klepon tidak islami ini berawal dari postingan di Facebook pada Minggu 20 Juli 2020. Pertama kali diunggah oleh akun Erwin Rabbani II dengan tulisan "Ya Allah Ya Rabbi Ya Kareem!!! K-Dron Sejak kapan Makanan Punya Agama?" tulisnya.

Postingan itu sempat dikutip salah satu media yang kemudian meralatnya. Postingan dari Erwin tersebut sendiri sudah dihapus.

"Postingan paling awal yang diketahui terjadi sehari sebelumnya (20 Juli), pukul 20.31 WIB. Postingan ini sudah dihapus, tapi bisa dilihat dari Internet Archive," tulis Fahmi dalam cuitannya yang dikutip pada Rabu (22/7/2020).

3. Menyebar di Instagram dan Twitter

Analisis Pakar media sosial dari Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi soal klepon tidak islami (Twitter.com/ismailfahmi)

Foto ini kemudian makin menyebar di Twitter dan Instagram. Untuk tren awal di Instagram, Drone Emprit menangkap sejumlah akun yang mulai memviralkan foto ini pada Selasa 21 Juli 2020.

Akun tersebut adalah @kerjabersama_2periode yang memposting dengan deskripsi "Kadrun klo dibiarin makin ngelunjak. Kue Klepon enak ini Jajanan Tradisional Indonesia malah disuruh tinggalin ganti kuram..nanti saya tanya klepon biar baca syahadat supaya jadi islami. Salam, Kadrun Pekok iklan sampah," tulis akun tersebut.

Postingan ini diikuti oleh akun lain dengan nada atau deskripsi serupa yang menyudutkan salah satu pihak. "Postingan-postingan berikutnya di atas nadanya serupa, yaitu menunjuk salah satu kelompok sebagai pembuat iklan tersebut," kata Fahmi.

Begitu juga dengan di Twitter. Penyebaran foto ini masih menyinggung satu pihak tertentu. Mereka yang memulai menyebarkan foto ini di Twitter adalah akun abah_zs (@zsumarsono), woelan (@woelannnn) dan Junto (@jumianto_RK).

"Cuitan paling banyak di-RT adalah dari @jr_kw19 yg membawa adat istiadat nusantara vs hal yang islami (saya cek postingan sudah dihapus, ternyata API Twitter masih ngasih). Lalu @jumianto_RK jg sama menyebut soal adat istiadat dan budaya nusantara di sini," kata Fahmi.

4. Mencoba dinetralisasi oleh sejumlah akun

Analisis Pakar media sosial dari Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi soal klepon tidak islami (Twitter.com/ismailfahmi)

Fahmi mengatakan, ramainya klepon tidak islami ini kemudian coba dinetralisasi oleh sejumlah akun di Twitter. Mereka adalah @TretanMuslim, @jawafess, @uusbiasaaja, @FiersaBesari, @andihiyat dan lain-lain.

Mereka membuat kabar ini menjadi sebuah humor dengan menuliskan sejumlah deskripsi.

5. Bermaksud memecah persatuan?

Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi (Dok. IDN Times)

Fahmi mengatakan residu pilpres masih sangat kuat sehingga menimbulkan dua klaster pro-kontra. Isu senstif dari salah satu kelompok dinilainya mudah jadi bahan bakar yang sangat murah dan mudah dibuat untuk memanaskan polarisasi.

"Saya kira tujuannya memang sengaja menciptakan kegaduhan di medsos dengan memanfaatkan sentimen yang tersisa (residu) dari kontestasi politik sebelumnya," kata Fahmi kepada IDN Times.

"Ini tentu tidak mudah untuk dileburkan tanpa upaya serius. Setiap saat siap untuk saling 'serang'. Dalam kondisi seperti ini, siapa yang mengedepankan akal, pikiran, dan moral, serta yang pro NKRI (K = kesatuan, bukan pro salah satu kubu), yang akan bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Lainnya akan mudah hanyut terbawa isu," imbuhnya.

Editorial Team