Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi (www.dpr.go.id)
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, tidak ada yang aneh dengan langkah partainya bergabung kembali ke koalisi parpol pendukung pemerintah. Sebab, sejak kepemimpinan BJ Habibie pada 1999 hingga Jokowi pada 2018, PAN adalah partai pendukung pemerintah.
"PAN keluar dari koalisi pemerintah waktu itu dalam rangka untuk menjaga moral politik karena dukungan pasangan calon di Pilpres 2019 berbeda. Oleh karena itu, PAN pamit undur," ujar Viva kepada media pada Kamis, 26 Agustus 2021.
Kembali masuknya PAN ke koalisi pendukung pemerintah diumumkan Jokowi ketika menggelar makan malam bersama para ketua umum dan sekjen parpol di Istana Merdeka, 25 Agustus 2021. Di dalam pertemuan itu, Jokowi menyebut PAN sebagai sahabat baru.
Sementara, ketika ditanyakan kepada Viva apakah ada kursi menteri yang ditawarkan kepada PAN sebagai imbal balik, karena sudah kembali ke koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi, ia menjawab diplomatis. Ia mengatakan, jatah kursi menteri merupakan hak prerogatif presiden.
"PAN sangat menghormati Beliau (Jokowi). Semuanya diserahkan kepada kebijakan Pak Presiden. Ya, ini kami sampaikan karena anak bungsu, saudara baru, tapi yang jelas bukan saudara tiri," tutur dia.
Ia menegaskan, tidak ada kesepakatan politik dan PAN memutuskan belakangan bergabung lagi ke koalisi pemerintah karena ingin melakukan ijtihad politik bagi rakyat. "Ini kan dalam rangka menebar kebaikan, kebajikan buat umat dan bangsa," kata Viva.