Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Negara (BIN) membantah isi laporan yang dirilis kelompok pemantau senjata, Conflict Armament Research (CAR), yang berbasis di London. Mereka menepis telah mengimpor ribuan mortir dari Serbia untuk digunakan dalam operasi melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Enggak ada. Kami enggak punya itu (senjata mortir). Itu punya TNI," kata Deputi II Bidang Intelijen Dalam Negeri, Mayjen TNI Edmil Nurjamil di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis, (16/6/2022).
Mayjen TNI Edmil juga membantah ada 32 mortir dari Serbia yang dijatuhkan di Papua, termasuk lima mortir yang gagal meledak. Dia kembali menegaskan, senjata itu tak dibeli oleh BIN.
"Kan Pangdamnya sudah mengakui kalau itu senjata TNI. Kita enggak main-main (dengan senjata) begitu. Panglima Kodamnya sudah sampaikan itu kok, di bulan apa itu," kata dia.
Isu ini menjadi sorotan lantaran kantor berita Reuters memasukkan dokumen dari CAR ke dalam laporan mereka. Berdasarkan laporan itu, ada 2.500 mortir yang diimpor dari Serbia yang digunakan untuk melakukan serangan udara ke KKB di delapan desa di Papua.
Lalu, apa respons komisi I DPR terkait adanya laporan dari CAR?