Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Negara (BIN) membantah kebobolan sehingga aksi teror di depan gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, bisa terjadi pada Minggu, 28 Maret 2021. Akibat ulah dua teroris tersebut, 20 orang mengalami luka. Mabes Polri sudah menyampaikan dua pelaku merupakan suami istri yang baru menikah enam bulan.
Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto mengatakan, dua pelaku bom bunuh diri itu sesungguhnya sudah masuk dalam radar BIN. Bahkan, mereka sedang dikejar oleh aparat keamanan untuk ditangkap.
"Kami tidak kebobolan, karena sebenarnya orang ini dalam pengejaran dan akan terus menerus ditangkap selain 20 orang yang ditahan di Sulawesi Selatan. Karena orang-orang dari Sulawesi Tengah itu larinya kan ke Sulsel. Jadi, semua terdesak dan pengejaran itu kan butuh waktu," ujar Wawan ketika berbicara di stasiun CNN Indonesia TV , Senin (29/3/2021).
Dalam keterangan tertulis, Wawan menyebut, indikasi aksi teror di Makassar sudah termonitor sejak 2015 lalu. Saat itu, ratusan jemaah dibaiat oleh kelompok militan ISIS di Sudiang, Sulsel.
Aksi teror di Makassar terjadi setelah pada awal Januari 2021 lalu dilakukan penangkapan terhadap 20 terduga teroris jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Penangkapan dilakukan oleh Polda Sulawesi Selatan dan Densus 88 Antiteror.
"Mereka terlibat pendanaan pelaku bom bunuh diri di Filipina dan turut memfasilitasi pelarian Andi Baso," tutur dia lagi.
Bagaimana rekam jejak Andi Baso dalam melakukan aksi teror?