Setelah berpuasa satu bulan lamanya
Berzakat fitrah menurut perintah agama
Kini kita ber Idulfitri berbahagia
Mari kita ber-Lebaran bersuka gembira”
Lagu bernada mayor dengan vibe bahagia kayak lagu di atas memang sangat pas untuk menggambarkan apa yang kita semua rasain di hari kemenangan. Senang, syahdu, pokoknya pas banget jadi OST waktu kita kembali fitri deh. Tapi udah, lagu ini bernada bahagia cuma sampai Lebaran season aja.
Because no feast lasts forever.
Habis Lebaran, mulai deh kita yang udah biasa bangun siang dan nikmatin kosongnya jalanan ibu kota, harus kembali ke realita yang lebih kejam dari ibu tirinya bawang putih.
Lagu yang cocok untuk jadi OST momen setelah Lebaran mungkin Akhir Cerita Cinta Glenn fredly kali ya.
“Inikah akhir cerita kita
Yang selalu aku banggakan di depan mereka”
Ngaku deh, selama Lebaran pada banggain di socmed kan betapa nikmatnya liburan dan lancarnya jalanan Jakarta? Sayangnya inilah akhir cerita kalian.
Sedih memang, tapi kita harus segera move on dan kerja keras. Qerja lembur bagai quda kalau perlu. Kenapa?
Dengan kita segera all out di sekolah, kampus, atau kantor kita akan one step ahead dari teman-teman (baca: saingan) yang masih dalam mood Lebaran. Jadi kalau memang kamu adalah tipe orang yang selalu pengin jadi yang terbaik, ibaratnya di balapan F1 saingan kita masih di pit stop. Pilihannya ada dua. Antara kamu bisa langsung cuus ngebut meninggalkan mereka di belakang, atau ya ikutan masuk pit stop yang sebetulnya enggak kamu perluin.
Kalau saya, biasanya momen Lebaran saya manfaatin untuk sedikit “nyombongin” pencapaian dan prestasi yang saya dapat dalam satu tahun, dan buat saya tatapan penuh kebanggaan dan kekaguman dari seluruh keluarga dan kerabat itu tidak bisa dinilai dengan apapun juga. Makanya mumpung tatapan penuh kebanggaan itu masih fresh ada di ingatan, saya pasti akan jadikan itu motivasi dan moral boost untuk kembali coba lakuin hal-hal yang membanggakan.
Kembali ke analogi balapan, booster ini bikin kita punya extra power waktu curi start. Makin jauh ketinggalan lah itu semua saingan kita. Sedangkan kalau kita lanjut malas-malasan dulu, kita pasti udah lupa tuh feel nya dibanggain sama banyak orang. Lewat deh momentumnya. Sayang banget!!
Intinya kalau kamu bisa langsung gaspol setelah liburan, kamu akan punya kesempatan lebih untuk jadi yang terbaik dan bisa dadah dadah sama orang-orang mediocre di sekitar kamu!! Biar gimanapun waktu start terbaik adalah ketika orang lain belum mulai lakuin apa yang akan kamu lakuin, dan kapan lagi orang-orang itu malas-malasan massal selain waktu libur panjang Lebaran? Iya kan?
Nah tapi kalau kalian enggak tertarik jadi the best dan memang puas jadi manusia rata-rata, agak susah juga tuh analogi diatas buat kalian. Palingan pertanyaan saya ganti nih.
Pertama, kalian yakin mau lanjut malas-malasan dan biarin opor, ketupat, rendang, nastar, cake, dan semua makanan yang kalian makan selama weekend Lebaran kemarin mengendap jadi lipatan-lipatan di perut? Kalian boleh deh enggak mau jadi the best tapi kalian pasti mau cakep kan? Kerja keras lah segera!! Ingat, malas-malasan itu adalah katalis dari reaksi perubahan opor menjadi lemak lho!!
Kedua, kalian yakin enggak mau update soal betapa kerennya kalian kerja keras di socmed disaat orang lain masih liburan? Akan dapat banyak likestuh!! Kesannya workaholic banget, pasti camer bangga. Setau saya camer manapun gak ada yang suka calon mantunya malas-malasan. Menantu material banget enggak sih?
Ketiga? Ah, sepertinya enggak perlu alasan lain. Orang-orang zaman sekarang mah asal cakep terus bisa update pencitraan di socmed apa juga dikerjain, kalau sekadar kerja cincay laaah.