Ilustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Demi memudahkan jalannya program Pendamping Keluarga tersebut, BKKBN juga telah meluncurkan aplikasi digital Elsimil (Elektronik siap nikah siap hamil). Melalui aplikasi ini, Pendamping Keluarga akan mendata riwayat pernikahan, kehamilan, dan kelahiran penduduk.
“Mereka meng-entry setiap data baru yang masuk, by name by adress. Sehingga dapat dipantau sebaik mungkin untuk menjaga kehamilan hingga bayi berusia dua tahun,” ucapnya.
Hasto pun menekankan bahwa mencegah stunting itu sangat penting. Stunting akan mempengaruhi masa depan anak, dan dalam skala lebih luas mempengaruhi masa depan bangsa. Dia menegaskan, stunting bukan hanya tentang pertumbuhan badan kurang maksimal. Melainkan juga, berpengaruh pada tidak berkembangnya otak, bahkan pada usia di atas 40 tahun mulai sakit-sakitan. Dengan kondisi seperti itu, stunting akan menghalangi seorang anak untuk meraih cita-citanya, serta menjadi tidak produktif.
“Kritik saya jangan besar-besarkan preweding, tapi prekonsepsi. 1000 hari pertama sangat penting, masa ini adalah pembentukan kemampuan dasar, intelektualitasnya, pendengarannya, motoriknya, dan lain-lain. Maka saat 1.000 hari pertama terabaikan, anak kita akan lahir stunting dengan ciri tinggi badan kurang, intelektual kurang, dan di hari tua sakit-sakitan,” katanya.
Selain itu, bayi yang mengidap stunting juga bisa mengakibatkan emosional mental disorder. Hasto mengatakan bahwa saat ini jumlah generasi yang mengalami emosional mental disorder angkanya 9,8 persen. Kemudian lanjutnya ada autisme, serta berpotensi menggunakan narkotika, psikotropika, dan obat terlarang pada saat remaja.