BMKG menyampaikan, potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi hingga Maret ini. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, pola tekanan rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) masih cukup aktif berpengaruh pada pembentukan potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
Keberadaan daerah tekanan rendah di psisir Australia Barat bagian utara dan di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, serta sirkulasi angin tertutup di utara Papua Barat, menyebabkan pembentukan pola pertemuan massa udara yang memanjang dari perairan selatan Jawa Timur hingga selatan NTB.
Belokan angin juga terpantau terbentuk di sekitar wilayah Sumatera bagian utara dan selatan, Kalimantan Barat dan Tengah, Sulawesi bagian tengah, dan Maluku Utara.
Sementara itu, labilitas udara cukup kuat di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi ini berkontribusi pada peningkatan konektivitas skala lokal terutama di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Papua.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan, curah hujan dengan intensitas lebat yang terjadi secara kontinu disertai kilat/petir berpotensi terjadi.