Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui, ada sebagian reagen merek Sansure yang dikembalikan oleh laboratorium dari seluruh Indonesia. Jumlahnya mencapai 202.560.
Angka tersebut berbeda dengan yang dilaporkan oleh Majalah Tempo pada pekan ini di dalam laporan bertajuk "Mudarat Pengadaan Darurat." Laporan investivigasi yang dikerjakan bersama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut menyebut, reagen merek Sansure buatan Tiongkok yang dikembalikan oleh laboratorium mencapai 483.819 unit. Reagen merupakan komponen penting untuk mendeteksi keberadaan virus corona di tubuh seseorang.
Majalah Tempo memaparkan, reagen dikembalikan oleh laboratorium di seluruh Indonesia lantaran beragam alasan. Mulai dari hasil pemeriksaan untuk tes swab PCR tak akurat, tak cocok dengan mesin hingga ada yang mendekati masa kedaluwarsa.
"Dari 499 ribu (reagen), ada pengembalian sekitar 202.560. Kami juga kroscek mengapa sisanya tidak dikembalikan, ternyata masih ada yang digunakan dan ada yang dikelola oleh dinas-dinas kesehatan untuk dialihkan (ke laboratorium lainnya)," ungkap Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Prasinta Dewi, dalam diskusi virtual yang tayang di saluran YouTube BNPB, Selasa (16/3/2021).
Laporan kolaborasi Majalah Tempo dan ICW menjadi sorotan pada pekan ini. Sebab, diduga dari pengembalian reagen itu ada potensi kerugian keuangan negara. Data yang ditampilkan oleh ICW menyebut, potensi kerugian mencapai Rp170 miliar.
Apa komentar Kepala BNPB Letjen (TNI) Doni Monardo soal dugaan adanya potensi kerugian keuangan negara akibat pembelian merek reagen yang keliru itu?