IDN Times/Ardiansyah Fajar
Menurut Sutopo luluh lantahnya kehidupan ekonomi dan pembangunan di Lombok, memberi kesempatan semua pihak untuk menata lebih baik. Tata ruang perlu ditata kembali, menyesuaikan peta bahaya gempanya.
"Bangunan yang dibangun juga harus mengikuti standar konstruksi tahan gempa," kata Sutopo mencontohkan.
Sutopo menyebutkan, pariwisata sebagai andalan devisa bagi NTB juga harus ditata ulang. Wisatawan perlu dibekali pemahaman pengetahuan kebencanaan dan fasilitas kepariwisataan juga dikaitkan dengan mitigasi bencana, agar wisatawan mendapat pengetahuan bencana.
Hotel-hotel di pantai, kata dia, juga dapat dimanfaatkan sebagai shelter evakuasi saat ada peringatan tsunami dan kontruksinya tahan gempa. Masyarakat Lombok harus diedukasi dan disosialisasi terus menerus dengan ancaman bencana.
"Jadikan pendidikan kebencanaan sebagai pelajaran mata pelajaran tambah atau muatan lokal, yang wajib diikuti oleh semua siswa. Ini kesempatan kita untuk berbenah. Menata kembali kehidupan yang lebih baik dan aman. Jangan asal membangun, karena suatu saat, entah puluhan atau ratusan tahun lagi, gempa akan dapat terjadi," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan gempa bumi memiliki periode ulang yang akan kembali terjadi, akibat adanya pergerakan lempeng atau sesar di bumi. Karena itu, masyarakat harus hidup harmoni dengan risiko bencana. Sebab, Lombok memang daerah rawan bencana.
Semoga pemulihan di Lombok lekas berjalan baik ya guys.