BNPT: Ada 2 Juta Pegawai BUMN Berpotensi Terpapar Paham Radikal

Lembang, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, mengimbau agar seluruh jajaran Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa mengidentifikasi benih-benih paham radikal di lingkungan kerjanya.
“Jadi ini para CEO BUMN ini dia mesti harus bisa mengidentifikasi dan mengambil keputusan mengenai bagaimana cara mencegah, mengidentifikasi, dan juga langsung melakukan tindakan-tindakan yang cepat. Sehingga betul-betul steril semua anggota BUMN, khususnya dan juga termasuk lingkungannya,” ujar Suhardi di hadapan 181 peserta acara pembukaan BUMN Great Leaders Camp yang dihadiri 148 Dirut BUMN, empat Wakil Dirut, 25 pejabat Kementerian BUMN, dan empat pemimpin redaksi, di Lembang, Jawa Barat, Selasa (12/3).
1. Ada 2 juta pegawai BUMN berpotensi terpapar paham radikal
BUMN memiliki 2 juta pegawai di seluruh Indonesia. Bila lingkungan kerjanya tidak diperhatikan dengan seksama, mereka bisa terinfiltrasi penyebaran paham radikal dan terorisme. Karena penyebaran paham tersebut bisa masuk dari mana saja.
“Untuk itu tadi saya jelaskan bagaimana cara melakukan identifikasi masalah tersebut, bagaimana cara menghindari nya dan bagaimana cara mengambil keputusan. Kita harapkan dengan apa yang kita jelaskan ini tentunya bisa menjadi pencerahan buat mereka, dan para CEO BUMN ini bisa langsung untuk mengambil tindakan demi kebaikan BUMN,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
2. BNPT siap menjalin kerja sama dengan BUMN dalam memberantas terorisme
Kerja sama BNPT dengan BUMN menjadi salah satu cara untuk mencegah tersebarnya paham radikal di lingkungan pemerintahan.
“Pasti, tidak mungkin tidak menjalin kerja sama. Harus. Pegawai BUMN kita semuanya ada 2 juta lebih.Tadi dimana ada 150 CEO BUMN se-Indonesia yang ada di bawah kendali Menteri BUMN. Kalau bisa bersinergi dengan baik insyaallah kita semuanya akan maju untuk bangsa ini,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Sebab, paham radikal bisa masuk dari mana saja dan menyasar siapa saja. Bahkan, tidak menutup kemungkinan mereka telah menjadi bahaya laten di bangku sekolah dasar.
3. BNPT bersama Kemenristek Dikti tengah menggagas kurikulum anti-radikalisme
Dalam acara tersebut, seorang Dirut BUMN menyarankan agar BNPT memiliki kurikulum khusus guna memantapkan pendidikan karakter. Kurikulumnya harus dibuat sedemikian rupa, supaya diterima kalangan usia dini hingga jajaran pegawai BUMN.
“Iya, selama ini sudah kita sampaikan untuk bisa menjadi kurikulum (bersama Kemenristek Dikti). BNPT untuk masalah radikalisme. Tetapi untuk BUMN ini kami serahkan sama ibu Menteri BUMN, kalau ada, kami siap menjadi guru atau mentor. Katakan mungkin ada recruitment pegawai, kita berikan mereka paham-paham yang benar-benar sejuk, agar mereka berhati-hati dan akan kami kasih tahu mereka mengenai modus-modus operandinya,” dia memaparkan.
4. Apa yang disampaikan BNPT menjadi 'peringatan dini' akan bahaya terorisme di lingkungan BUMN
Sementara, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati menyebut, apa yang disampaikan Suhardi sebagai peringatan dini bahaya terorisme. Untuk menangani masalah ini butuh kerja sinergisitas antar-lembaga.
“Tentu ini menjadi alert system bagi kita semua untuk lebih serius lagi untuk menangani ini. Tentu ini dari hulu ke hilir, karena yang tampak selama ini adalah yang terlihat di permukaan saja. Yang paling penting adalah bagaimana membangun wawasan kebangsaan wawasan kebangsaan, khususnya dari mulai usia dini, agar ini menjadi untuk menangkal radikalisme ini tumbuh anak-anak muda generasi penerus bangsa,” ujar dia.
5. Butuh pendekatan out of the box untuk melawan terorisme
Berbeda dengan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara Iryanto Hutagaol, apa yang disampaikan Kepala BNPT merupakan hal baru baginya. Ia baru menyadari bila paham radikal telah menjalar melalui cara-cara yang tidak terduga. Penyelesaiannya juga harus mengedepankan berbagai cara baru.
“Kami melihat ada semacam pemikiran out of the box yang luar bisa. Tentunya kami menginginkan seperti ini, sehingga semua kementerian/lembaga juga dapat berpikir yang out of the box. Ternyata apa yang tidak pernah kita bayangkan itu terjadi. Jadi hal-hal seperti ini tentunya bisa menginspirasi kami bahwa out of the box itu penting, karena manfaatnya sangat luar biasa. Jadi hari ini kami mendapat pencerahan yang luar bisa dari Kepala BNPT,” ujar Iryanto.