Boeing Akui Cacat Sistem MCAS Jadi Penyebab Lion Air Jatuh

Jakarta, IDN Times - Produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat, Boeing akhirnya mengakui sistem penerbangan pesawat tipe 737 MAX 8 jadi penyebab jatuhnya dua pesawat yakni Lion Air dan Ethiopian Arlines beberapa waktu lalu. Hal itu diakui oleh Chief Excutive Officer Boeing, Dennis Muilenberg melalui situs resmi Boeing pada Kamis waktu setempat (4/4).
Dalam pernyataan resminya, Muilenberg mengatakan menyesal atas nyawa yang hilang dalam peristiwa kecelakaan pesawat B737 MAX 8.
"Tragedi membebani hati dan pikiran kami," ujar Muilenberg pada Kamis waktu setempat.
Penyesalan itu juga dicuitkan oleh Muilenberg ke akun resmi Twitternya. Ia mewakili seluruh karyawan Boeing menyampaikan simpati kepada keluarga korban para penumpang. Dari dua peristiwa tersebut, total ada 346 penumpang dan kru yang tewas.
Muilenberg mengakui di dalam rilis awal laporan investigasi kecelakaan penerbangan Ethiopian Airlines, baik peristiwa Lion Air dan Ethiopian Airlines terjadi akibat kesalahan aktivasi fungsi Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Apa itu MCAS dan bagaimana penerapannya di dalam dua peristiwa kecelakaan yang terjadi sebelumnya?
1. Sensor MCAS memiliki celah untuk membaca respons yang salah
MCAS atau sistem anti-stall bekerja lewat sensor yang terpasang di hidung pesawat. Ketika posisi hidung berada terlalu jauh ke atas, sistem tersebut akan memanipulasi ekor pesawat untuk menjaga ketinggian si burung besi.
Namun, sayangnya sensor itu punya celah untuk memberikan respon pembacaan yang salah. Akhirnya, sistem itu justru membuat hidung pesawat menukik tajam ke bawah. Akibatnya, pilot tidak bisa mengendalikan pesawat seperti kasus yang terjadi pada Ethiopian Airlines.