Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-24 at 15.19.51.jpeg
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti. (IDN Times/Erik Alfian)

Intinya sih...

  • BPJS Kesehatan menjadi lembaga pertama Indonesia yang masuk nominasi Nobel Perdamaian.

  • Nominasi didasarkan pada sistem gotong royong yang mencerminkan semangat perdamaian dan kemanusiaan.

  • BPJS mengubah stigma masyarakat dengan memberikan akses layanan kesehatan yang melindungi mereka.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesBPJS Kesehatan menjadi lembaga pertama dari Indonesia yang berhasil masuk dalam nominasi Nobel Perdamaian 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, usai memberikan kuliah umum di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, pada Sabtu (18/10/2025).

"Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini ada institusi yang masuk nominasi Nobel," Ujar Ali, pada Sabtu (18/10/2025), dilansir ANTARA.

1. Lembaga indonesia pertama yang masuk nominasi Nobel Perdamaian

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini ada institusi nasional yang masuk dalam daftar nominasi penerima Nobel Perdamaian. Prof. Ghufron menyebut pencapaian ini sebagai bentuk pengakuan dunia terhadap nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial yang diusung BPJS Kesehatan.

Nominasi tersebut diajukan oleh Center for Peace and Security, Coventry University, Inggris. Pengusulan ini dilakukan tanpa campur tangan BPJS Kesehatan sendiri. Artinya, pengakuan datang sepenuhnya dari lembaga luar negeri yang menilai kiprah BPJS Kesehatan layak masuk dalam nominasi Nobel.

 "Jadi yang mengusulkan itu bukan BPJS, bukan," jelas Ali.

2. Nilai gotong royong jadi landasan utama

Warga Kekalik Kota Mataram gotong royong membersihkan lumpur akibat banjir, Senin (7/7/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ali mengungkapkan, pengusulan itu didasarkan oleh sistem gotong royong yang dijalankan BPJS Kesehatan mencerminkan semangat perdamaian dan kemanusiaan.

"Yang menarik adalah karena nilai-nilai lokal gotong royong yang menjadi 'benchmark' (tolok ukur), karena namanya 'peace' atau damai tu tidak hanya bebas dari konflik. Ini menurut yang mengusulkan, BPJS untuk mendapatkan nominasi Nobel itu," ujar dia.

3. BPJS mengubah stigma masyarakat

salah satu peserta JKN, Eka Istoryna (42), ia mengaku bahwa dirinya telah merasakan manfaat besar dari Program JKN. (Dok. BPJS Kesehatan)

Ali menjelaskan bahwa makna perdamaian tidak sekadar ketiadaan konflik, tetapi juga tercermin ketika manusia dapat hidup dengan martabat dan memiliki akses yang layak terhadap layanan dasar, termasuk kesehatan.

“Bagaimana kemartabatan manusia dijaga melalui saling tolong-menolong. Dengan gotong royong, orang kaya membantu yang miskin, orang sehat membantu yang sakit, orang muda membantu yang tua," tutur Ghufron.

Menurut dia, hadirnya BPJS Kesehatan telah mengubah cara pandang masyarakat yang sebelumnya khawatir jatuh sakit karena tingginya biaya pengobatan, menjadi lebih tenang karena kini memiliki jaminan kesehatan yang melindungi mereka.

"Dulu (ada ungkapan) orang miskin dilarang sakit, sekarang sudah tidak ada," ucap dia.

4. Dinilai lebih berdampak dari Grameen Bank

Pemkot Metro bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mengadakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) (instagram/pemerintahkotametro)

Prof. Ghufron membandingkan BPJS Kesehatan dengan Grameen Bank di Bangladesh, lembaga yang pernah memenangkan Nobel Perdamaian karena pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin.

Menurutnya, dampak BPJS jauh lebih luas karena tidak hanya membantu dari sisi finansial, tetapi juga menjaga martabat manusia melalui jaminan kesehatan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan akibat biaya pengobatan.

Editorial Team