Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-12-06 at 18.39.57.jpeg
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, meresmikan Posko BPOM Peduli Banjir Aceh, sebuah ruang pemulihan bersama bagi warga terdampak dan relawan yang bekerja tanpa henti di lapangan. (Dok/Humas BPOM).

Intinya sih...

  • Posko BPOM Peduli Banjir Aceh menyediakan layanan konseling trauma

  • Taruna Ikrar mengapresiasi berbagai pihak yang membantu Aceh

  • BNPB mencatat 914 orang meninggal dunia akibat bencana di tiga provinsi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, meresmikan Posko BPOM Peduli Banjir Aceh, sebuah ruang pemulihan bersama bagi warga terdampak dan relawan yang bekerja tanpa henti di lapangan.

Peresmian ini dilakukan Taruna bersama Staf Khusus Kepala BPOM dr. Wachyudi Muchsin, dan Kepala Balai Besar POM Aceh Riyanto. Posko ini dirancang untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang terdampak bencana serta memberikan tempat yang nyaman bagi para relawan.

"Saya datang ke Aceh bukan hanya sebagai Kepala BPOM, tetapi sebagai sahabat dan saudara yang ingin melihat langsung kondisi saudara-saudara kita di sini. Di masa sulit seperti ini, kita harus saling menguatkan," ujar Taruna dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12/2025).

1. Sedaiakan layanan konseling untuk anak-anak dan warga

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Posko BPOM Peduli Banjir Aceh mengusung konsep yang ramah komunitas dan humanis, dengan menyediakan berbagai fasilitas, seperti layanan konseling trauma, ruang istirahat, hingga warkop transit. Layanan konseling dilakukan keluarga besar BPOM bersama tenaga pendamping profesional untuk mendampingi warga, terutama anak-anak dan lansia, yang mengalami trauma akibat bencana.

Sementara itu, warkop transit menjadi tempat bagi para relawan untuk menikmati makanan ringan, minuman, bermain, atau sekadar berbincang-bincang sebelum kembali ke lapangan untuk melanjutkan tugas mereka.

"Kita belajar dari Aceh kemanusiaan selalu lebih kuat daripada bencana. Posko ini bukan hanya sekedar bangunan, tetapi tempat bagi seluruh pihak warga, relawan, tenaga kesehatan, dan pemerintah—untuk saling menguatkan," kata Taruna.

2. Apresiasi berbagai pihak yang bergerak cepat bantu Aceh

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, meresmikan Posko BPOM Peduli Banjir Aceh, sebuah ruang pemulihan bersama bagi warga terdampak dan relawan yang bekerja tanpa henti di lapangan. (Dok/Humas BPOM).

Dalam kesempatan tersebut, Taruna juga melakukan penanaman pohon sebagai simbol kasih sayang kemanusiaan. Tindakan ini menggambarkan harapan selalu dapat ditanam kembali, bahkan di tengah bencana. Penanaman pohon juga menjadi simbol kepedulian tidak hanya berbentuk bantuan fisik, tetapi juga upaya memulihkan kehidupan, lingkungan, dan mental masyarakat secara berkelanjutan.

Taruna turut mengapresiasi pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, tenaga kesehatan, relawan, dan pelaku usaha yang telah bergerak cepat membantu Aceh.

"Saat kita bersatu, musibah sebesar apa pun akan terasa lebih ringan. Aceh selalu kuat, dan kita berdiri bersama masyarakat untuk bangkit kembali," bebernya menegaskan.

3. BNPB mencatat hingga saat ini ada 914 orang meninggal

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga saat ini, total 914 orang meninggal dunia akibat bencana yang melanda ketiga provinsi tersebut. Dari total tersebut, jumlah korban meninggal total saat ini adalah 914 jiwa, yang berarti ada penambahan 47 korban dari angka kemarin yang tercatat 867 jiwa.

Adapun distribusi korban meninggal terbagi di tiga provinsi. Di Aceh tercatat 359 orang meninggal, di Sumatera Utara sebanyak 329 orang, dan di Sumatera Barat sebanyak 226 orang. Selain itu, ada 389 korban yang masih hilang dan terdaftar dalam daftar pencarian tim SAR.

Editorial Team