Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengakui memegang data partai politik dari intelijen. Pengakuan Jokowi dinilai menjadi salah satu bentuk penyalahgunaan kekuasaaannya.
"Jadi menurut pandangan kami dari klaster hankam, bahwa apa yang diungkapkan oleh presiden itu bahwa dia mengetahui atau dia menerima informasi dari intelijen tentang partai politik, itu adalah suatu bentuk penyalahgunaan kekuasaan," ujar Peneliti dan Koordinator Klaster Pertahanan, Keamanan, dan Konflik pada Pusat Riset Politik BRIN, Muhamad Haripin, Kamis (21/9/2023).
"Atau setidaknya kita bilang ada indikasi penyalahgunaan intelijen untuk kepentingan kekuasaan," lanjutnya.