ilustrasi hujan. (IDN Times/Febriana Sinta)
Reza menceritakan, isu tentang kandungan mikroplastik dalam air hujan bukan hal yang baru. Namun, penelitian di Indonesia baru sekitar 10 tahun jika dilihat dari penelitian awal yang dipublikasi tahun 2012.
Saat itu, BRIN melihat bahwa mikroplastik ini berada dalam air, air tawar, air pesisir, kemudian air laut termasuk tanah dan biotanya.
"Tetapi pada saat tahun pandemik, kami melakukan kajian sebenarnya mau melihat bagaimana interaksi antara darat dengan laut terkait dengan mikroplastik, dan kami melakukan sampling dengan menggunakan alat penangkap air hujan. Nah, yang kami harapkan adalah bisa melihat berapa banyak sebenarnya deposisi mikroplastik yang turun," jelas Reza.
Reza merinci, usai dilakukan sampel tiap bulan sebanyak 12 kali maka diketahui melalui publikasi yang dilakukan di tahun 2022, data bahwa mikroplastik itu ada di Jakarta.
"Kami mendapatkan data bahwa mikroplastik itu ada antara 3 sampai 40 partikel per persegi per hari yang jatuh dari udara ke darat sebenarnya. Jadi memang terdapat korelasi antara curah hujan dengan mikroplastik," kata Reza.