Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko saat ditemui di acara Kopdarnas PSI di Jakarta. (IDN Times/Amir Faisol)
Budiman bercerita, pada 2014, dirinya pernah bertemu Mensesneg Pratikno di UGM. Kala itu, Pratikno menyampaikan bahwa sebenarnya Kementerian Desa dibentuk Jokowi diperuntukkan untuk Budiman Sudjatmiko.
“Mas Budiman, Pak Jokowi kan baru bikin Kementerian Desa. Itu sebetulnya kementerianya itu untuk sampean. Tetapi karena ada dinamika politik, harus diserahkan kepada yang lain,” kata Budiman menirukan Pratikno kala itu.
Setahun kemudian, pada 2015, Budiman Sudjatmiko bercerita sempat dipanggil oleh Presiden Jokowi ke istana membahas hal yang sama. Kala itu, Jokowi menyampaikan akan melakukan reshuffle kabinet dan untuk posisi Kementerian Desa sudah diniatkan diberikan ke Budiman Sudjatmiko.
“2015 saya dipanggil ke Istana, Pak Jokowi bilang, 'kita ingin reshuffle, kita ingin Kementerian Desa untuk Mas Budiman, tapi rupannya masih ada dinamika politik yang lain'. Oke,” sambung Budiman.
Lagi-lagi, posisi menteri baginya gagal karena dinamika politik.
Di tahun yang sama, Budiman sempat bertemu lagi dengan Jokowi. Berikutnya, di kediaman presiden di Solo, Jawa Tengah. Pada pertemuan itu, Budiman akhirnya menegaskan bahwa tidak pernah ngotot untuk mendapatkan jatah menteri.
“Gini saja deh Pak, saya ini enggak patheken (gak nafsu banget) jadi menteri, lagi pula kalau urusan desa, saya bisa menggerakan desa tanpa saya harus jadi menteri,” kata dia menirukan apa yanh disampaikannya pada presiden kala itu.