Baginya, Anak Kolong di Kaki Gunung Slamet seperti oase di padang gurun. Buku ini menjawab kerinduan para penikmat sastra yang haus akan karya sastra beraliran realisme.
“Ini yang sudah lama saya tunggu. Saya mulai khawatir tentang sedikitnya penulis yang beraliran realisme,” tutur penulis Ronggeng Dukuh Paruk itu.
Yan memenuhi harapan Ahmad Tohari akan munculnya sebuah karya yang punya tanggung jawab sosial. Sebab, pada masa ini, bisa dihitung jumlah penulis yang mampu mengasah kepekaan terhadap persoalan-persoalan sekitar. Dan menghasilkan sebuah karya realisme, atau kesusastraan yang punya kepekaan penuh terhadap masalah sosial, menjadi hal yang luar biasa baginya.
Selain itu, yang menarik perhatian Ahmad Tohari adalah kerincian penulis dalam mendeskripsikan perasaan atau hal yang ingin dituangkannya dalam sebuah tulisan. Kedetailan yang digambarkan akan memperkaya jiwa pembaca.
“Saya sepakat untuk merayakan terbitnya buku Anak Kolong. Semoga tersebar jauh ke masyarakat, menginspirasi, juga memperkaya jiwa pembacanya. Dan tentu, menegakkan kembali situasi literasi Indonesia,” kata Ahmad Tohari.
Penasaran dengan bukunya? Tunggu muncul di rak toko buku kesayanganmu, ya!