Jakarta, IDN Times - Ketua Panitia Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni mengungkapkan unek-uneknya di akun media sosial soal absennya perusahaan BUMN yang bersedia menjadi sponsor ajang balap mobil listrik tersebut. Padahal, pihak panitia telah menyampaikan proposal ke sejumlah perusahaan BUMN.
Namun, hingga kini belum direspons. Kehadiran Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara halal bihalal di markas Partai Nasional Demokrat pun tetap tak mengubah situasi.
"BUMN tidak berikan sponsor apapun. Bahkan, untuk urusan listrik, kami bayar full PLN. Maaf nih BUMN tuh bagian dari Republik Indonesia kan ya? Kami gak ngotot minta (sponsor). Tapi, kami ngotot untuk menjadi bagian dari Indonesia," kata Sahroni dalam unggahan di akun media sosialnya pada Kamis (2/6/2022).
Lalu, di unggahan yang sama, pria yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III itu meminta publik agar tidak salah menafsirkan ajang mobil balap tersebut.
"Event Formula E untuk Indonesia. We love Indonesia," kata dia lagi.
Namun, menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, absennya BUMN sebagai sponsor dari ajang Formula E sudah bisa diduga. Hal itu lantaran sejak awal penyelenggaraan acara tersebut, nuansa politis menjelang pemilu 2024 sudah sangat kental.
"Ini kan panggung (politik) bagi Anies (Baswedan) untuk menaikkan elektabilitas jelang pemilu 2024. Ya, maka tidak akan diberi celah oleh Erick (Menteri BUMN), Sandi (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan kelompok Istana untuk dongkrak elektabilitas," ujar Ujang yang dihubungi IDN Times melalui telepon pada hari ini.
Ia menduga bila perusahaan-perusahaan BUMN itu masuk dan menjadi sponsor, maka sama saja akan membuka ruang bagi Anies untuk meraup elektabilitas lebih. Meskipun bisa saja elektabilitas Anies bakal turun usai resmi menuntaskan masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Oktober mendatang.
Menurut Ujang, lawan-lawan politik Anies tidak akan memberikan celah sedikit pun yang bisa menguntungkan mantan Mendikbud tersebut. Maka, satu-satunya cara yakni dengan menutup peluang bagi Anies agar ia tak maju dalam pilpres 2024.
"Makanya, direksi BUMN termasuk direktur utama tidak akan berani, karena tak ada yang memberikan perintah (untuk kasih sponsor)," kata dia.
Lalu, mengapa sejumlah perusahaan BUMN bersedia menghabiskan biaya dan promosi besar-besaran untuk acara balap MotoGP di Sirkuit Mandalika?