Jakarta, IDN Times - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengatakan pihaknya bakal membentuk satgas terpadu untuk mengamankan fasilitas smelter. Satgas tersebut berisi pengamanan terpadu dari personel TNI-Polri.
Yudo menyebut satgas itu merupakan upaya antisipasi agar kerusuhan seperti yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI) tidak berulang. Akibat kerusuhan di PT GNI pada Januari 2023 lalu, dua pekerja tewas. Salah satunya merupakan warga China.
"Smelter-smelter ini kan baru. Ada (pengelolaan) smelter bekerja sama dengan pihak asing dan juga ini merupakan obyek vital nasional, di mana TNI juga memiliki tugas untuk mengamankan itu. Tentu kami tidak akan langsung mengawasi manajemen, langkah ini sebagai antisipasi saja," ungkap Yudo usai memimpin rapat pimpinan TNI pada Jumat, (10/2/2023) di Jakarta.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) mengatakan dengan adanya satgas terpadu itu, seandainya terjadi tindak kerusuhan, maka bisa diredam secepatnya. "Minimal kami bisa memberikan informasi, bersama-sama mengatasi dengan manajemen dan melaporkan kepada satuan atas. Termasuk dari jauh-jauh hari sudah bisa mengantisipasi," tutur dia.
Ia berharap peristiwa yang terjadi di PT GNI di Morowali Utara kembali berulang. "Hal itu kan bisa terjadi karena tidak ada aparat yang stand by di situ. Apalagi rata-rata smelter berada di tempat yang jauh dan di daerah-daerah terpencil," katanya.
Yudo menambahkan untuk pengamanan smelter, TNI tidak hanya menggandeng personel Polri, tetapi juga aparat sekitar termasuk Babinsa. Lalu, apakah manajemen PT GNI memenuhi tuntutan buruh soal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?