Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi transaksi digital (Thinkstock/Daviles)

Jakarta, IDN Times - Direktur Operasional PT Bank BRIsyariah Tbk, Fahmi Subandi, mengungkapkan bahwa komposisi frekuensi penggunaan mobile dan internet banking mencatat peningkatan selama pandemik. Berbanding terbalik dengan penggunaan ATM dan layanan langsung di Kantor BRIsyariah yang memiliki penurunan.

“Di BRIsyariah, kami bersyukur pada masa pandemik transaksi di BRIsyariah sekitar 80 persen dilakukan di gadget lewat aplikasi mobile banking BRIS Online. Konten digital terus tumbuh, dari transfer, belanja online, bayar zakat, beli sukuk, hingga melunasi haji sehingga jangkauan layanan syariah bisa lebih jauh,” jelas Fahmi. 

1. Metode pembayaran tanpa kontak fisik jadi solusi transaksi yang aman

Shutterstock.com

Sektor layanan perbankan syariah yang mengalami peningkatan dalam penggunaan transaksi digital memang dikedepankan BRIsyariah untuk mementingkan aspek keamanan dan kesehatan bagi nasabah dalam memenuhi kebutuhan finansialnya. 

Fahmi juga meyakini metode pembayaran tanpa kontak fisik menjadi solusi transaksi yang aman sekaligus mencegah penyebaran COVID-19. Selain itu, kenaikan penggunaan transaksi digital merupakan bukti bahwa nasabah sudah turut aktif dalam membantu mencegah penyebaran COVID-19. 

2. Digitalisasi harus dimanfaatkan secara lebih luas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

Ilustrasi perekonomian Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)

Fahmi kemudian menjelaskan bahwa digitalisasi sebaiknya tidak hanya dimanfaatkan pada pandemik saja, tetapi harus dimanfaatkan secara lebih luas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah dan inklusi perbankan syariah di Indonesia. 

“Digitalisasi sekarang jadi tren bisnis yang harus dimanfaatkan. Digitalisasi dan inklusi keuangan menjadi katalis yang bisa dimanfaatkan untuk mem-boosting pertumbuhan ekonomi syariah,” tambahnya. 

3. Stakeholders ekonomi dan perbankan syariah aktif dalam meningkatkan inklusi syariah

IDN Times/BRI

Kinerja BRIsyariah pada semester 1/2020 memang mencatat hasil yang memuaskan. Hal tersebut didorong penggunaan teknologi untuk melakukan penawaran secara daring serta memaksimalkan layanan perbankan digital seperti pembayaran atau transfer melalui aplikasi mobile BRIS Online dan aplikasi i-Kurma untuk mengakselerasi proses pembiayaan.

Fahmi melanjutkan bahwa seluruh stakeholders ekonomi dan perbankan syariah telah aktif dalam meningkatkan inklusi syariah, seperti Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), dan pelaku bisnis ekonomi serta layanan keuangan syariah. 

“KNEKS, Asbisindo, dan semuanya telah aktif untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah. Kita harus boost terus agar masyarakat terbiasa dengan produk-produk, teknologi, dan terminologi syariah karena masyarakat saat ini masih sering membandingkan antara bank syariah dan konvensional,” pungkas Fahmi.

Topics

Editorial Team

EditorBANK BRI