Jakarta, IDN Times - Di tengah kondisi Vaksin Nusantara yang jalan di tempat karena belum memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tiba-tiba berembus informasi bahwa vaksin itu sudah dilirik oleh Turki. Bahkan, Turki disebut-sebut sudah siap memesan 5,2 juta vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu.
Pernyataan itu disampaikan oleh Guru Besar Biologimolekular, Prof drh Chairul Anwar Nidom ketika ngobrol dengan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari di akun YouTubenya yang tayang pada 19 Agustus 2021 lalu. Dalam video tersebut, Nidom mengaku mendengar dari Terawan bahwa vaksin dengan metode sel dendritik itu telah dipesan sebanyak 5,2 juta dosis.
"Saya dengar Turki sudah memesan 5,2 juta dosis (Vaksin Nusantara)," ujar Nidom yang dikutip pada Minggu (29/8/2021) dalam video berjudul "Siti Fadilah & Nidom: Vaksin Nusantara, Harapan Yang Tertunda."
Di video tersebut, Nidom bahkan menyebut Indonesia berpotensi dirugikan bila hasil penelitian Vaksin Nusantara justru diambil oleh negara lain. Siti turut menimpali pernyataan Nidom itu. Menurut dia, tak tertutup kemungkinan penelitian yang dilakukan oleh Terawan akan diserobot dan diambil oleh negara lain.
"Terawan kalau di tempat you, (penelitian) you gak diterima, oke dibawa ke negara saya aja, kan kita kehilangan. Jangan sampai seperti itu," kata Siti di video yang sama.
IDN Times menelusuri video yang tersebut kini tidak ada lagi di dalam akun YouTube Siti. Kami menemukan video dialog tersebut dari akun lain yang mengunggah ulang.
Jadi, benarkah Turki memesan Vaksin Nusantara yang diinisiasi oleh Terawan?