Kala itu, Ali sempat diundang ke Dublin. Sampai di sana, ternyata sudah ada orang Indonesia. Di sana dia bertemu langsung dengan salah satu korban yang selamat dari tragedi pengeboman yang dilakukan muridnya.
“Dia mengalami luka bakar. Saya minta maaf kepada nya, saya peluk, saya menangis, dan Beliau memafkan saja. Saya juga bertemu dengan korban bom JW Marriot yaitu orang bule, yang kakinya harus diamputasi dan sekarang menggunakan kaki palsu. Dia seorang Katolik, dan ketika itu saya juga meminta maaf dan menangis, ini terjadi oleh muridnya sendiri. Sejak saat itulah saya betul-betul ingin menjadi sosok Ali Fauzi yang baru,” kata dia.
Kini, Ali telah mendirikan yayasan yang dinamai Lingkar Perdamaian. Melalui yayasan tersebut, dia melakukan pembinaan terhadap mantan teroris hingga anak-anak pelaku terorisme.