IDN Times/Ilyas Listianto Mujib
Setelah perempatan dekat Gedung Bawaslu berhasil diambil alih polisi, saya pun mencoba rehat sejenak bersama karib saya yang bekerja untuk media online lain, Egy, dan beberapa pasukan Brimob sambil duduk dekat pos polisi. Tak sampai 10 menit, kepanikan terjadi tatkala Sabara kocar-kacir berlarian ke tempat aman.
Saya heran, kenapa demikian? ternyata ada seorang perempuan bercadar dengan pakaian serba hitam menggunakan ransel menuju kerumunan polisi. Ia terlihat mencurigakan karena ada kabel misterius yang tersemat di tasnya. Namun, polisi berhasil menjauhkan perempuan itu dengan gas air mata.
"Saya peringatkan untuk ibu berbaju hitam untuk jangan mendekat. Atau kami akan tembak Anda, sekali lagi, satu.. dua.. tiga!" ujar suara yang terdengar lewat pengeras suara dari mobil Raisa, diikuti beberapa kali tembakan gas air mata yang mengarah kepada wanita bercadar tersebut, hingga membuatnya berjalan kembali ke arah Jalan MH Tamrin menuju Wisma Mandiri.
Sedangkan, massa yang sebagian berkumpul di Jalan Sabang masih tetap melakukan perlawanan dengan melempari petugas menggunakan batu, petasan, hingga bom molotov. Sehingga, suasana mencekam pun masih terasa di kawasan Gedung Bawaslu sampai tengah malam.
Tak patah arang, petugas kepolisian terus berusaha menghalau pelaku. Alhasil, enam provokator pun bisa diamankan oleh petugas Brimob dari dalam warnet di pinggir halaman Kantor Agraria dan Tata Ruang, Badan Pertanahan Nasional, dekat perempatan Jalan H. Agus Salim.
Ironisnya, beberapa pelaku terlihat masih berusia di bawah umur. Berdasarkan pantauan IDN Times, jika dilihat secara seksama, beberapa pelaku usianya mungkin belum mencapai usia 17 tahun. Hal itu pun diamini oleh salah satu personel Brimob yang berusaha meringkusnya. Menurut dia, banyak pelaku yang ditangkap masih di bawah umur.
"Ya begitu, kami lihat masih kecil-kecil. Ini bukan lawan," katanya, seakan tak percaya karena tak sedikit anak-anak di bawah umur yang malah ikut menjadi perusuh.
Tak berselang lama, polisi tak berseragam juga mampu meringkus sekitar belasan orang berkepala pelontos dengan beberapa senjata yang diamankan. Mereka kedapatan bersembunyi di ruangan keamanan dekat Gedung Sarinah. Tentu itu jadi pertanyaan besar, sebab tempat tersebut sudah masuk area steril kepolisian dan dijaga keamanan gedung.
Wajar jika beberapa pihak beranggapan ada kemungkinan mereka dibantu oleh beberapa orang yang memiliki akses ke area tersebut. Maklum tak sembarang orang bisa seenaknya hilir mudik masuk ke beberapa tempat itu. Apalagi, petugas kepolisian melakukan pengawasan tak jauh dari situ.