Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengakui pernah memberikan endorsement pada lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada 2016 lalu. Rekam jejak digital Mahfud menjadi bintang iklan bagi ACT masih terserak di dunia maya.
Dalam video iklan berdurasi 1 menit dan 19 detik, Mahfud mengaku menyesalkan peristiwa pemboman yang terjadi di Ghouta Timur, Suriah.
"Kita sedih karena ini bagian dari pembunuhan massal dan pemusnahan penghancuran terhadap kemanusiaan. Ini sungguh sangat mengerikan. Oleh sebab itu, sebagai sesama manusia mari kita berseru dan bekerja untuk membantu mereka," ungkap Mahfud enam tahun lalu di video tersebut.
"Aksi Cepat Tanggap saya lihat cukup aktif memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan atas peristiwa seperti ini. Mari kita bersama ACT untuk membantu (peristiwa) kemanusiaan ini," kata dia lagi.
Ketika Mahfud menjadi bintang iklan di video itu, ia belum menjabat sebagai Menkopolhukam. Ia baru ditunjuk untuk menduduki kursi tersebut pada Oktober 2019 lalu.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun mengaku terkejut dengan isi pemberitaan Majalah Tempo pada pekan ini yang melaporkan dugaan adanya penyelewengan dana donasi publik untuk memperkaya diri sendiri. Nominal pemotongan dana donasi yang dilakukan oleh ACT rata-rata mencapai 13,7 persen.
Padahal, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) nomor 10 tahun 1980 tentang pelaksanaan pengumpulan sumbangan, potongan maksimal untuk donasi sosial hanya 10 persen. Lalu, bagaimana kisah awal Mahfud bersedia endorse LSM ACT?