Jakarta, IDN Times -- Kesadaran orang tua melakukan kolaborasi dengan sekolah untuk mengembangkan potensi anak diberi peluang besar melalui Kurikulum Merdeka. Sebagian orang tua semakin menyadari bahwa proses pembelajaran anak tidak semata-mata harus bertumpu di sekolah, melainkan orang tua harus ikut berperan.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dikembangkan melalui Kurikulum Merdeka turut mendorong kolaborasi dan gotong royong antara sekolah dan orang tua. Dalam artian, gotong royong akan turut menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi anak.
Kurikulum Merdeka, salah satu program kebijakan di bawah payung gerakan Merdeka Belajar, dirancang sebagai upaya pemulihan pembelajaran dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam kerangka yang lebih fleksibel, fokus pada pemberian materi esensial, serta pengembangan karakter dan kompetensi murid. Melalui kerangka tersebut, murid diharapkan dapat menerima pembelajaran yang lebih bermakna dan mendalam.