Jakarta, IDN Times - Limbah medis COVID-19 yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) semakin meningkat pada Juli. Peningkatan limbah medis tersebut ternyata seiring dengan naiknya angka pasien virus corona yang melakukan isolasi mandiri atau isoman.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan, total limbah medis hingga 27 Juli mencapai 18.460 ton. Limbah medis itu berasal dari sejumlah fasilitas kesehatan, rumah sakit darurat, wisma tempat isolasi, dan juga lokasi uji vaksinasi.
“Arahan Bapak Presiden terhadap penanganan limbah medis, kita harus intensifkan dan harus sistematis dilihat dari titik paling jauh di lapangannya, jadi bagaimana sistem itu berlangsung dari rumah sampai ke pusat pelayanan juga atau paralel sampai tempat penanganan,” kata Siti, baru-baru ini.
Namun, data tersebut belum seluruhnya tercatat. Karena berdasarkan catatan asosiasi rumah sakit, limbah medis COVID-19 jumlahnya mencapai 383 ton per hari.
Terkait prosedur pembuangan limbah medis, Siti juga mengingatkan masyarakat agar tak sembarangan membuangnya. Sebab, limbah medis harus dibuang dengan cara dibungkus dengan plastik agar tidak menularkan kepada orang lain.
Menyoal pembuangan limbah medis, bagaimana cara pasien COVID-19 yang isolasi mandiri membuangnya? Yuk simak!