Jakarta, IDN Times - Sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu, situasi pelik sempat menyerang nasib mayoritas petani jamur di daerah Cirebon, Jawa Barat. Persediaan jamur yang berlimpah tak berbanding lurus dengan permintaan yang ada. Keadaan ini kemudian menuntut Lia Amalia, salah seorang petani jamur di daerah tersebut, untuk memutar otak agar hasil panen rayanya tak berujung percuma.
Mulai menemukan solusi atas kesulitan tersebut di tahun 2018 lalu, pada Maret 2020, pandemik COVID-19 malah datang dan menggoyahkan sendi-sendi kehidupan di Indonesia, termasuk usaha jamur olahan Lia. Hal ini tentu menjadi tantangan dan perjuangan tersendiri bagi Lia dan para petani pemasok jamur tiram untuk tetap dapat melangsungkan hidup.