Ilustrasi (Dok.Humas Jabar)
Pada mudik pertama, AM melewati pemeriksaan petugas. AM didata petugas Puskesmas di pos check point, dan diberikan edukasi soal bahaya dan pencegahan virus corona. AM juga diberikan gelang warna merah muda, sebagai tanda Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan diperintahkan menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
Meski menjalani karantina mandiri, AM tetap bepergian sekali ke rumah kerabatnya. Bahkan, di rumahnya dia sempat menggendong anak bayinya.
"Tapi alhamdulillah, gak apa-apa," ucap dia.
Tapi pada mudik kedua, AM lolos dari pemeriksaan di check point, karena dia tiba di rumah pada dini hari. Maklum, petugas jaga sudah tidak lagi siaga.
AM juga tidak melapor ke desa atau puskesmas. Selama di kampung, dia juga satu kali pergi ke rumah orang tuanya.
Sementara, pemeriksaan di setiap perbatasan desa, juga sekarang sudah tak seketat awal-awal pandemik virus corona muncul. Kendati, masih ada pos pemeriksaan dan disinfektan di setiap pintu masuk desa. Alhasil, AM bebas keluar masuk ke desa lain, termasuk ke rumah kerabatnya.
Jumlah ODP di desa tempat tinggal AM memang relatif banyak. Per 20 Mei lalu, ada sebanyak 897 orang dan 195 lainnya diperkirakan tidak melapor ke desa.
"Di Tunjungmuli ada 897 orang yang mudik, 195 lolos (pendataan)," ujar Ketua RT 04 RW 05, Desa Tunjungmuli, Abdul Ghofur Arrazak, kepada IDN Times.
Dikutip dari laman situs corona.purbalingga.co.id per Sabtu (30/5) pukul 03.27 WIB, Dinas Kesehatan Purbalingga mencatat ada 2.825 ODP di Purbalingga. Sebanyak 2.643 orang di antaranya selesai pemantauan dan 182 lainnya masih pemantauan.
Sedangkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 259 orang, dengan rincian negatif dan pulang 130 orang, sedang dirawat dan menunggu hasil lab 50 orang. Kemudian, jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 22 orang (lima negatif dan 57 positif virus corona).
Kemudian, jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona 57 orang. Sebanyak 28 orang di antaranya dirawat, 28 orang sembuh, dan satu lainnya meninggal dunia.
"Sebanyak 27 kasus positif merupakan Klaster Peserta Ijtima Gowa beserta keluarga," tulis laman corona.purbalingga.co.id.
Karena jumlah pemudik di Purbalingga relatif banyak, Pemerintah Kabupaten membuat posko pemantauan Gugus Tugas Siaga COVID-19 di lima perbatasan.
Masing-masing berada di perbatasan rest area Kecamatan Karangreja, Pertigaan Pasar Kutawaba Kecamatan Karangreja, Balaidesa Kalitinggar Kecamatan Padamara, Terminal Bukateja, dan Terminal Jompo Kecamatan Kalimanah.
Petugas di posko siaga selama 24 jam penuh. Personel gabungan terdiri dari TNI, Polri, PMI, Karangtaruna, dan tenaga medis. Mereka dibagi tiga shift untuk memantau pemudik atau kendaraan yang masuk Purbalingga. Petugas akan menghentikan kendaraan yang masuk dan menyemprotkan disinfektan.