Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).
Selain itu, permintaan gas oksigen di tokonya mengalami peningkatan. Tidak jarang keluarga pasien datang ke toko pada malam hari. Sampai akhirnya dia terpaksa membuka toko 24 jam.
“Alhamdulillah kalau yang beli ada aja, setiap malam juga ada yang nanyain, ya sudah saya buka 24 jam,” ungkap Didi.
Peningkatan penjualan dirasakan Didi saat sebelum melonjak kasus COVID-19 hingga saat ini, sebelumnya Didi menjual enam sampai delapan tabung. Namun, pada kasus kelangkaan ini, dirinya mengatakan bahwa satu hari bisa sampai 18 tabung (isi ulang) yang terjual.
“Sebelum langka bisa satu hari bisa enam sampai delapan, pas langka satu hari bisa keluar 18 tabung,” tambah dia.
Didi menambahkan, saat ini pihaknya hanya menerima keperluan medis saja, tidak untuk kebutuhan industri. Menurutnya, jika untuk kebutuhan industri, biasanya menggunakan tabung yang besar. Sementara untuk satu tabung besar itu bisa jadi enam tabung kecil.
“Kalau saya jual yang besar aja serakah itu kan buat satu orang aja, tapi kalo saya ecer saya bisa menyelamatkan enam nyawa,” tegas Didi.