Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Erwin Aksa, membantah memiliki niat ingin menjegal peluang Anies Baswedan maju jadi Calon Presiden (Capres) 2024 dengan bercerita perjanjian utang-piutang bersama Sandiaga Uno. Erwin diketahui menjadi salah satu anggota tim sukses Anies-Sandi pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Pria yang juga menjadi pengusaha itu menyebut, ada satu perjanjian lainnya yang diteken oleh Anies-Sandi saat maju menjadi Calon Gubernur (cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta. Isinya, Sandi bersedia meminjamkan sejumlah dana untuk Anies.
"Kira-kira begitu (Sandi mengutangi Anies). Jadi yang memiliki likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies karena di putaran pertama, namanya juga lagi tertatih-tatih. Yang itu (perjanjian) saya lihat. (Dokumen perjanjian) ada di Pak Rikrik," ujar Erwin ketika berbicara di program siniar Akbar Faisal dan tayang di YouTube pada Sabtu (4/2/2023).
Rikrik Rizkiyana adalah pengacara Sandi. Di program siniar itu, Erwin mengisahkan draf perjanjian disusun oleh Rikrik.
"Nilai (perjanjian utang) kalau gak salah Rp50 miliar. Saya kira belum (lunas) ya," tutur dia menjawab pertanyaan Akbar di program tersebut.
Ketika dikonfirmasi oleh IDN Times, Erwin mengatakan, ia menjawab demikian lantaran ditanya oleh Akbar.
"Itu kan pertanyaannya Akbar Faisal. Namanya juga uncensored," kata Erwin sambil tertawa pada Senin (6/2/2023) melalui telepon.
Ia pun membantah bahwa pernyataan yang akhirnya membuat heboh publik itu sengaja dilontarkan untuk menjegal Anies maju menjadi capres pada Pemilu 2024.
"Saya kan ditanya (oleh Akbar Faisal). Apa urusannya menjegal? Saya kan gak ikutan jadi capres," tutur dia lagi.
Lalu, apa komentar pihak Anies terkait perjanjian utang di masa pilkada DKI Jakarta yang diungkit lagi?