Jakarta, IDN Times - Jauh sebelum menjadi Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra punya pengalaman bekerja di Kementerian Sekretaris Negara. Salah satu tugasnya adalah membuat naskah pidato bagi Presiden kedua Soeharto.
Salah satu yang ia buat adalah pidato berhentinya Soeharto usai 32 tahun menjadi Presiden Indonesia. Kepada IDN Times, Yusril menceritakan kisah di balik pidato terakhir Soeharto.
Yusril mengatakan sebelum Soeharto berhenti menjadi Presiden, kondisi di berbagai daerah tengah kacau. Ia pun mengantisipasi apabila keadaan semakin tak terkendali.
"Memang itu saya sudah mengantisipasi keadaan. Dan ada semacam briefing yang saya sampaikan kepada banyak pihak termasuk kepada Panglima TNI pada waktu itu, mengantisipasi kalau akibat krisis moneter ini Pak Harto terpaksa berhenti dari jabatannya, apa langkah yang kita harus tempuh? Itu saya sudah membuat semacam suatu skenario antisipasi terhadap keadaan itu," ujarnya.
"Dan keadaan memuncak ya ketika hari-hari terakhir Pak Harto pergi ke luar negeri, ke Mesir pada waktu itu dan pulang kesini sudah terjadi kerusuhan pada bulan Mei itu," imbuhnya.