Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Intinya sih...

  • Yusril Ihza Mahendra membuat pidato berhentinya Soeharto setelah 32 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia.
  • Kerusuhan di berbagai daerah membuat Soeharto mengatakan mau berhenti pada malam hari menjelang tanggal 21 Mei.
  • Dalam pidato terakhirnya, Soeharto menggunakan kata "berhenti" bukan "mundur" karena harus melalui persetujuan MPR yang saat itu tidak memungkinkan.

Jakarta, IDN Times - Jauh sebelum menjadi Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra punya pengalaman bekerja di Kementerian Sekretaris Negara. Salah satu tugasnya adalah membuat naskah pidato bagi Presiden kedua Soeharto.

Salah satu yang ia buat adalah pidato berhentinya Soeharto usai 32 tahun menjadi Presiden Indonesia. Kepada IDN Times, Yusril menceritakan kisah di balik pidato terakhir Soeharto.

Yusril mengatakan sebelum Soeharto berhenti menjadi Presiden, kondisi di berbagai daerah tengah kacau. Ia pun mengantisipasi apabila keadaan semakin tak terkendali.

"Memang itu saya sudah mengantisipasi keadaan. Dan ada semacam briefing yang saya sampaikan kepada banyak pihak termasuk kepada Panglima TNI pada waktu itu, mengantisipasi kalau akibat krisis moneter ini Pak Harto terpaksa berhenti dari jabatannya, apa langkah yang kita harus tempuh? Itu saya sudah membuat semacam suatu skenario antisipasi terhadap keadaan itu," ujarnya.

"Dan keadaan memuncak ya ketika hari-hari terakhir Pak Harto pergi ke luar negeri, ke Mesir pada waktu itu dan pulang kesini sudah terjadi kerusuhan pada bulan Mei itu," imbuhnya.

1. Yusril mendadak diberi tahu Soeharto mau berhenti jadi presiden

Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra (IDN Times/Rendy Septian Anwar)

Saat itu kerusuhan terjadi di berbagai daerah, hingga menimbulkan korban luka maupun jiwa. Yusril mengatakan Soeharto saat itu telah berupaya mengendalikan keadaan tapi tak terhasil, sehingganya ia mengatakan mau berhenti.

"Jadi itu tiba-tiba saja malam hari menjelang tanggal 21 Mei itu kira-kira jam 9.30 malam begitu Pak Harto mengatakan mau berhenti," ujarnya.

2. Yusril dan Prabowo sempat bujuk Amien Rais agar tenang

Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Menurut Yusril, Soeharto tetap dalam keadaan tenang sehari sebelum lengser. Meski begitu, ia tetap khawatir karena ada tekanan publik yang luar biasa.

Bahkan, ia bersama Prabowo Subianto yang dulu masih jadi Pangkostrad membujuk Amies Rais untuk menggerakkan massa ke Istana. Ia bersyukur baik massa maupun Soeharto tetap tenang saat itu.

"Nah tapi ya Alhamdulillah Pak Harto masih tetap tenang dan Pak Amin pada malam itu tidak jadi mengerahkan ribuan mahasiswa demonstrasi di depan istana," ujarnya.

3. Tak ada kata mundur dalam pidato terakhir Soeharto

Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Dalam pidato terakhir Soeharto sebagai presiden, kata yang digunakan adalah berhenti, bukan mundur. Yusril mengaku sengaja menggunakan diksi tersebut.

"Iya, jadi bahasanya itu sangat hati-hati ya, karena ini persoalan sensitif dan menyangkut hukum dan konstitusi kita karena cara berhentinya Pak Harto itu tidak menempuh cara-cara yang normal dan biasa," ujarnya.

"Jadi Pak Harto itu bukan mengundurkan diri atau meminta mengundurkan diri, tapi Pak Harto itu secara sepihak menyatakan berhenti," lanjutnya.

Yusril mengatakan, Soeharto saat itu tak mungkin nuntuk menyatakan mengundurkan diri karena harus melalui persetujuan MPR. Menurutnya, kondisi bangsa saat itu sudah tidak mungkin melakukan mekanisme tersebut.

"Pada waktu itu MPR hampir tidak mungkin dapat bersidang karena terjadi perpecahan yang luar biasa di kalangan para politisi, walaupun Golkar dan TNI-Polri masih cukup solid pada waktu itu. Dan juga faktanya dalam gedung DPR itu mulai diduduki oleh begitu banyak aktivis dan demonstran rakyat sendiri, mahasiswa juga, sehingga tidak memungkinkan diadakannya sidang MPR," ujarnya.

Editorial Team