Jakarta, IDN Times - Mayoritas pemilih PDI Perjuangan (PDIP) akan tetap mencoblos Ganjar Pranowo sebagai capres meski nantinya tak diberi tiket untuk maju di Pemilu 2024. Hal itu merupakan salah satu temuan menarik dari hasil survei nasional yang dilakukan Charta Politika dan dirilis ke publik pada pekan ini.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan dari sampel jumlah pemilih Ganjar dan PDIP yang mencapai 200, ada 87,5 persen responden yang mengatakan bakal tetap memilih Gubernur Jawa Tengah tersebut meski nantinya tak diusung oleh PDIP. Sedangkan, hanya 5 persen yang urung memilih Ganjar jika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tak mengusungnya menjadi capres 2024.
"Ini menandakan daya rusaknya lebih kecil. Jadi, dari simulasi ini bisa dilihat kecenderungan apabila terjadi split di antara koalisi pendukung Ganjar dan PDIP, justru yang akan mengalami kerugian adalah PDIP. Ini di luar sikap dari Ganjar dan PDIP yang nantinya masing-masing mengambil keputusan apa," ungkap Yunarto dikutip dari YouTube Charta Politika, Jumat (2/12/2022).
Yunarto mengatakan, dengan hasil itu, diambil kesimpulan bahwa Ganjar bisa memberikan efek ekor jas bagi PDIP dalam Pemilu 2024 ketimbang Puan Maharani. Berdasarkan survei Charta Politika yang dilakukan pada 4-12 November 2022, elektabilitas Ganjar sudah mencapai 32,6 persen, sedangkan, PDIP mencapai 21,7 persen.
"Efek ekor jas itu kan hanya bisa diberikan ketika calon Presiden yang diusung punya elektabilitas lebih tinggi dibandingkan partai yang mengusung. Jadi, ketika elektabilitas capresnya 30 persen, elektabilitas partainya 20 persen, ya sudah pasti efek ekor jas didapatkan. Yang tidak mungkin adalah berharap efek ekor jas kepada capres yang elektabilitasnya lebih rendah dari partai itu sendiri. Justru, elektabilitas partai terancam ikut terkerek ke bawah," tutur dia kepada IDN Times, Kamis (1/12/2022).
Ia memberikan contoh, Airlangga Hartarto dan Puan Maharani yang diprediksi sulit memberikan efek ekor jas kepada partai yang mengusungnya. Sebab, elektabilitas mereka lebih rendah dibandingkan elektabilitas masing-masing parpol.
"Elektabilitas Airlangga (di survei) kan tidak mencapai 2 persen, sedangkan (elektabilitas) Golkar sudah mencapai 10 persen. Sementara, Mbak Puan yang elektabilitas 1,6 persen memberikan efek ekor jas kepada partai yang (elektabilitas) 21 persen," katanya.
Apakah ini berarti PDIP akan terancam kalah di pilpres 2024 bila tetap ngotot mengusung Puan?